Hukum Sukses
1. Hukum Tarik Menarik
Sudah tahukah anda bahwa dalam diri kita dan sekitar kita ada hukum tarik menarik yang selalu mempengaruhi kita?
Siapapun orang yang berusaha untuk mencapai cita-cita dan menaiki tangga kesuksesan, akan mendapatkan rintangan atau kekuatan yang menariknya untuk berhenti atau untuk kembali dari
usahanya untuk terus melangkah.
Perumpamaannya seperti orang yang sedang menaiki tangga atau tebing untuk mencapai sebuah puncak tertentu. Orang yang sedang menaiki tangga pada dasanya dia sedang melawan gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi. Bila pemanjat terpeleset atau tangganya patah, maka gaya gravitasi bumi akan menarik dan mengembalikan usaha pemanjat, sehingga pemanjat tersebut akan jatuh atau terjun bebas kembali ke bumi.
Ketika orang terjatuh atau terbanting akan memunculkan beberapa kemungkinan, di antaranya menjadi patah semangat, trauma atau sebaliknya memunculkan semangat yang lebih besar untuk menaklukkan rintangan tersebut, terus melangkah, dan tidak peduli berada kali dia terjatuh.
Tipe orang terakhir ini adalah tipe orang yang akan mampu mencapai puncak sukses.
Sebagaimana dalam menaiki tangga kesuksesan, seorang pemanjat memerlukan persiapan dan evaluasi dari setiap kesalahan sehingga resiko yang diterimanya tidak fatal. Misalnya puncak yang akan dinaiki setinggi 100 m, maka perlu persiapan yang menyangkut dirinya dan alat-alat (media ) pendukungnya.
Kuat fisik dan berani saja tidak cukup, karena kalau tangganya patah anda akan tetap terbanting atau terjun bebas.
Tangga yang kuat saja juga tidak cukup, karena kalau anda tidak punya kekuatan atau seorang penakut, maka anda tidak akan pernah naik. Sekalipun anda memiliki banyak potensi, seperti tangga dan tali yang kokoh.
Hal-hal yang bisa menjadi penghambat diri anda untuk mencapai kesuksesan bisa berasal dari dalam diri
maupun dari luar diri anda. Dari dalam diri misalnya merasa tidak mampu, merasa tidak pandai, merasa terlalu tua, merasa terlalu muda dan lain-lain.
Sedangkan dari luar diri bisa terkait dengan adanya ketidaksetujuan atau hambatan dari orang-orang dekat kita seperti orang tua, saudara, teman dekat atau istri. Atau merasa tidak punya tempat usaha, modal uang
dan apapun yang menghambat anda untuk menaiki tangga kesuksesan anda.
Hanya diperlukan keberanian, keuletan, ketekunan dan kesabaran agar mampu melewati rintangan (tantangan), serta mau belajar terus menerus dari setiap kesalahan, sehingga kalau anda tergelincir tidak membuat anda patah semangat atau mati. Tidak mundur ketika orang berteriak bahwa anda gagal, dan menghalangi anda untuk melangkah lagi.
Di dunia bisnis, tidak ada istilah bahwa anda akan benar-benar mati kalau mengalami kejatuhan atau kegagalan, karena yang terbunuh adalah mental anda, yang semula mungkin penuh semangat, namun tiba-tiba anda terjatuh dan mati semangat. Semangat dan impian yang mati itulah musuhnya.
Itulah kerja hukum tarik menarik, yang akan selalu menarik anda agar tidak semakin melangkah jauh dan tinggi, dan menakut-nakuti anda akan resiko jatuh dan terbanting.
Tetapi berlaku juga hukum tarik menarik yang sebaliknya, di mana kalau anda sanggup melawan daya tarik tersebut, kemudian mencapai sebuah tangga atau puncak keberhasilan, maka akan semakin mudah untuk mencapai puncak-puncak keberhasilan lainnya yang lebih tinggi.
Kekuatan anda yang tersimpan untuk mampu melawan daya tarik itu disebut sebagai potensi (energi yang tersimpan). Anda tidak akan pernah tahu seberapa besar kekuatan energi yang tersimpan dalam diri anda kalau anda tidak mau mencoba terus menerus.
Seperti ketika pertama kali ide pembuatan pesawat terbang mulai direalisasikan, banyak orang yang mencibir dan sinis, bahwa ide itu pasti gagal, karena menganggap bahwa melawan grafitasi bumi adalah hal yang mustahil.
Bahkan pada titik batas tertentu, banyak orang sukses yang tidak menyangka bahwa mereka memiliki kekuatan itu, dan mencapai puncak kesuksesan lebih tinggi dari yang pernah dibayangkannya.
Siapapun dari kita mampu mengeluarkan potensi (kekuatan/energi yang tersimpan), kalau mau terus berusaha dan mau belajar dari setiap kegagalan.
Baca Juga : Cara Pengolahan Obat Tradisional
2. Rahasia Kekuatan Keseimbangan
Keseimbangan aktif mendorong kita untuk memiliki keberanian mengambil langkah dan tindakan untuk menjauh dari pusat keseimbangan, menemukan keseimbangan baru dengan daya ungkit yang lebih besar dan semakin besar.
Gambar di atas menjelaskan perbedaan yang mendasar antara keseimbangan aktif (dinamis/bergerak) dengan keseimbangan pasif (statis/diam).
Didalam setiap keseimbangan terdapat potensi (kekuatan/energi) yang bisa memberi manfaat besar bagi orang yang mampu menguasai dan mengembangkannya. Setiap manusia memiliki kemampuan mengangkat beban (daya ungkit) yang berbeda-beda, serta mencapai tingkat kesuksesan yang berbeda pula.
Menjaga keseimbangan akan membawa pada kebaikan dan membiarkannya akan menciptakan masalah. Menjaga keseimbangan juga akan membawa pada kesuksesan yang lebih menyeluruh, menyentuh semua sisi kehidupan. Tanpa keseimbangan, seseorang bisa sukses dalam mencari kekayaan (uang) namun hancur di kehidupan keluarga atau sosialnya.
Dasar dari kemampuan untuk menjaga keseimbangan hidup adalah kesadaran. Kesadaran akan muncul dari orang-orang yang mampu berpikir fokus dan konsentrasi. Kehilangan kesadaran akan membuat jiwa seseorang menjadi guncang, tidak seimbang, bahkan pada tingkat yang paling fatal orang bisa menjadi gila atau bunuh diri.
Kemampuan menciptakan pikiran yang fokus dan konsentrasi hanya akan didapat apabila seseorang rajin, tekun dan giat untuk melatih dirinya. Fokus dan konsentrasi pikiran mampu melahirkan hal-hal besar dan hebat.
Perumpamaan tentang kekuatan fokus dan konsentrasi pernah kita pelajari saat di Sekolah Dasar (SD). Dimana siswa diajari menggunakan kaca pembesar (kaca cembung) untuk memfokuskan sinar matahari, lalu mengarahkan sinar yang terfokus tersebut ke tumpukan jerami, maka secara perlahan-lahan sinar tersebut akan mampu membakar tumpukan jerami.
Banyak cara dan metode untuk melatih fokus dan konsentrasi dengan berbagai media yang bisa digunakan. Namun, kita perlu mengetahui bahwa setiap metode memiliki kecenderungan yang berbeda, sehingga menghasilkan bentuk kesadaran atau keseimbangan yang berbeda. Dalam hal ini saya mencoba membagi menjadi 2 bentuk keseimbangan, yaitu keseimbangan aktif (lahir dari kesadaran aktif) dan keseimbangan pasif (kesadaran pasif).
Keseimbangan Pasif
- Keseimbangannya adalah keseimbangan diam atau statis, selalu ingin berada pada zona keamanan dan kenyamanan.
- Merasa puas dan cukup dengan kehidupan yang sudah ada, dan tidak tertarik lagi untuk membuat perubahan dan pembaharuan.
- Memiliki orientasi untuk menyeimbangkan kehidupan yang sudah ada, tetapi tidak untuk bergerak maju yang berarti menjauh dari pusat keseimbangan.
- Menikmati hidup saat ini, dengan menghilangkan rencana-rencana untuk hari depannya. Bahasa yang sering keluar adalah hidup mengalir.
- Memiliki rasa ketakutan dan kekhawatiran untuk mencoba sesuatu yang baru, yang berarti harus menjauh dari pusat keseimbangan. Ada orang yang setelah mencapai sebuah sukses, kemudian terjebak pada paradigma ini, sehingga berhenti berkreatifitas dan takut akan kegagalan, padahal sebelumnya merupakan orang yang dinamis dan berani mencoba hal-hal baru.
- Pusat keseimbangan cenderung terpaku pada dirinya, dengan kecenderungan sering melihat ke dalam diri, bahkan yang lebih fatal adalah selalu melihat ke dalam dirinya. Apapun masalah yang dihadapi maka akan dikembalikan pada evaluasi diri sendiri, kurang mampu membaca lingkungan, kurang adaptif dan cenderung apatis.
- Menyukai ketenangan dalam kesunyian. Untuk mencapai ketenangan biasanya melakukan latihan konsentrasi (meditasi) di tempat yang relative sepi dan banyak diam (tidak bergerak). Tempat dan suasana sepi akan memudahkannya mencapai puncak kesadaran. Namun kesadaran yang didapatkannya barulah kesadaran pasif.
- Pasif terhadap perubahan, karena hanya sebagai pengamat perubahan. Perubahan yang terjadi disekeliling menjadi obyek untuk dilihat dan diamati, bukan terlibat dalam proses perubahan
- Keseimbangannya adalah keseimbangan bergerak atau dinamis. Melampaui keseimbangan pasif.
- Bersifat progressif, atau tidak ingin berhenti pada setiap pencapaian keseimbangan. Setiap mencapai sebuah keseimbangan, segera membuat membuat langkah-langkah lain yang lebih besar, untuk mencapai keseimbangan yang baru lagi yang lebih besar kekuatan dan manfaatnya.
- Orientasi hidupnya adalah bagaimana membuat manfaat yang sebesar-besarnya untuk orang lain dan dirinya. Sehingga kapasitas pribadinya selalu berkembang.
- Memiliki rencana-rencana hidup untuk memudahkannya bisa selalu bergerak secara dinamis dan penuh keseimbangan.
- Memiliki keberanian untuk mengambil resiko dalam mengembangkan potensi dan kekuatannya. Mempunyai rencana-rencana dan tujuan yang baru, di mana setelah mencapai sebuah puncak kesuksesan, segera bergerak untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan lainnya.
- Mempunyai kemampuan analisa dan evaluasi perubahan dalam diri dan lingkungannya, sehingga pusat keseimbangan juga bergerak secara dinamis antara yang ada dalam dirinya dan di luar dirinya.
- Berupaya menciptakan ketenangan dalam setiap suasana dan keadaan, Baik pada saat diam, bergerak, duduk, berdiri, berbaring, ramai, sepi, siang atau malam.
- Bergerak aktif dalam proses perubahan sebagai tindak lanjut dari melihat dan menganalisa perubahan.
Kenapa setiap orang baik diri kita maupun orang lain perlu didorong dan dimotivasi untuk bergerak secara dinamis?
Karena untuk melangkah menjauh dari pusat keseimbangan biasanya orang takut pada resiko yang akan muncul seperti terjatuh, terpeleset atau terjun bebas jatuh kembali ke bumi. Ketakutan dan kekhawatiran tersebut yang akan menghambat dan bahkan menghentikan langkah seseorang
Lihatlah kembali gambar di atas, dan bayangkan anda sedang berada posisi yang sedang bergerak, melangkah semakin jauh dari pusat keseimbangan atau menggeser pusat keseimbangan semakin jauh dari anda. Maka anda akan mendapatkan kekuatan/potensi baru yang lebih besar dan mampu mengangkat beban atau kesuksesan yang lebih besar pula.
Keseimbangan aktif akan mendorong anda menjadi pribadi yang selalu berkembang dan bermanfaat untuk orang lain. Semakin besar masalah yang mampu anda selesaikan menunjukkan bahwa anda selalu berkembang dan menjadi semakin besar.
Anda mungkin akan takut jatuh terbanting atau terpeleset, namun keberanian anda untuk melangkah semakin jauh dari titik keseimbangan, meningkatkan kekuatan (potensi) yang semakin besar.
Baca Juga : Dasar Haid
Masih banyak orang yang terjebak dan menyukai keseimbangan pasif, gejala-gejala yang bisa di lihat adalah semakin banyaknya orang mencari ketenangan dalam kesunyian, belajar konsentrasi (meditasi) ditempat sepi dan tidak banyak bergerak.
Khusus untuk orang Islam, sebenarnya sudah diuntungkan dengan aturan ibadah yang mendorong munculnya kesadaran aktif. Sholat yang dimulai dari takbirotul ikrom sampai salam berisi gerakan-gerakan yang berkelanjutan dari berdiri, ruku’, sujud, duduk serta gerakan tangan, disyaratkan untuk menjaga khusyu’ pada semua gerakan. Tidak hanya pada saat sholat sendirian, tetapi juga saat sholat berjamaah yang bersama-sama dengan orang banyak. Khusyu’ dalam sholat berjamaah, dalam konteks ini, mampu memunculkan kesadaran aktif yang maksimal, tergantung tingkat kekhusu’annya. Khusyu’ dalam konteks ini penulis ambil arti konsentrasinya, karena khusyu’ dalam sholat tentunya memiliki makna yang lebih luas dan mendalam, dan yang berhak menterjemahkannya adalah para ulama.
Untuk menjadi orang yang sukses dan mampu terus bergerak dalam perubahan, maka kita memerlukan dua keseimbangan tersebut. Kita perlu merubah secara radikal beberapa dari kehidupan kita, namun di sisi lain kita juga perlu bergerak secara evolutif.
Memilih untuk berada pada keseimbangan statis/pasif saja bukan berarti terlepas dari resiko. Dalam hidup ini, pada dasarnya pilhan apapun yang kita ambil akan memberikan resiko, baik diam maupun bergerak, baik siang maupun malam. Baik dari dalam diri maupun dari luar diri kita.
Sebagaimana dalam ilmu fisika, kesetimbangan statis/pasif/diam sendiri masih terbagi dalam 3 jenis kesetimbangan statis :
- Kesetimbangan Stabil : setelah ada gangguan, benda berada pada posisi semula
- Kesetimbangan Labil : setelah ada gangguan, benda tidak kembali ke posisi semula
- Kesetimbangan Indiferen (netral) : setelah gangguan, titik berat benda tetap pada satu garis lurus seperti semula
Dari luar diri kita, kita tidak bisa menghentikan waktu agar waktu menjadi siang terus, atau malam terus, musim hujan terus atau musim kemarau terus menerus. Itulah bagian dari hokum alam yang akan terus berputar dan mempengaruhi kehidupan kita.
Kalau semua pilihan yang kita ambil mengandung resiko, lalu mengapa kita tidak segera mengambil langkah untuk mencapai cita-cita seperti yang kita inginkan?
Sudah saatnya kita bergerak bukan?
Merubah energi ketakutan dan kekhawatiran dari yang negative menjadi positif, dan melangkah menuju jalan kesuksesan. Karena ketakutan dan kekhawatiran pada sisi yang lain adalah positif, seperti ketakutan karena habis berbohong atau menipu orang lain.
Itulah bagian keseimbangan yang setiap diri kita sesungguhnya sudah memiliki, tinggal bagaimana merubah, memanfaatkan dan mengembangkannya secara terus menerus mencapai puncak yang tertinggi.
Baca Juga : Keistimewaan Berwudhu Sebelum tidur
3. Membuat Keajaiban dengan Kualitas
Sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengenal lebih dulu pengertian dari kualitas, agar memudahkan usaha kita mencapai derajat yang lebih tinggi melalui peningkatan kualitas.
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six Sigma, TQM (Total Quality Management), Kaizen, dll.
Kualitas pada umumnya mengacu pada kadar atau tingkat keunggulan tertentu. American National Standard Institute dan American Society for Quality Control mengartikan kualitas sebagai “totalitas fitur dan ciri-ciri sebuah produk atau jasa yang mengandalkan pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan”.
Kata kualitas kemudian berkembang dan telah merambah hampir semua sisi kehidupan manusia. Kualitas muncul menjadi ciri positif yang ingin dicapai oleh semua orang dan berdampingan dengan kata keunggulan. Kualitas diri, kualitas hidup, kualitas komunikasi, kualitas pelayanan, kualitas produk, dan bahkan sampai kualitas sebuah bangsa.
Belajar dari pentingnya mencapai kualitas yang tinggi, kita bisa belajar dari sejarah bangsa Jepang yang mampu bangkit setelah perang dunia II. Pada tahun 1950, Jepang sedang membenahi diri setelah negaranya porak poranda akibat perang dunia II. Industri tidak berjalan dan perekonomian dalam keadaan hancur.
Kekalahan Jepang atas Amerika dan sekutunya pada perang dunia II, membuat Jepang merasa perlu belajar dari Amerika. Hal ini kemudian mewujud dalam keinginan orang Jepang untuk mempelajari penyebab kemajuan Amerika (Negara barat).
Selanjutnya tulisan ini banyak diambil dari buku Successful Business Leaders oleh William J. O’Neil.
Dikisahkan dari buku itu, ada seorang Amerika serikat yang bernama W. Edward Deming yang sebelumnya merupakan pakar statistic yang kemudian menjadi seorang pakar kualitas (kendali mutu) terkemuka dan paling dicari.
Deming lahir dan dibesarkan dari keluarga yang miskin, yang karena kemiskinannya itu kadangkala keluarganya meminta-minta makanan untuk hidup. Kerasnya kehidupan itu telah membuat Deming bertekad bulat untuk menaklukan kemiskinan, melalui pendidikan sebagai prioritas hidupnya. Di mana dia bekerja sambilan untuk bisa meraih gelar sarjana dan master.
Yale University memberikan beasiswa kepadanya untuk mengambil gelar doctor di bidang fisika matematika, setelah melihat kerja keras dan ketekunan Deming.
Setelah lulus Deming menjadi pengajar fisika, lalu pada tahun 1930 menjadi peneliti untuk Departemen Pertanian Amerika di Washington DC.
Deming memiliki hasrat yang kuat untuk memanfaatkan data statistic agar berguna untuk bidang ilmu yang lain. Di Bell Laboratories (didirikan oleh Alexander Graham Bell yang menemukan telepon) bersama-sama dengan seorang fisikawan Walter A. Shewhart membuat teori bahwa ketika kualitas dalam proses produksi bertambah baik, maka berbagai biaya akan turun.
Dengan pendekatan statistic itu mereka mampu mengubah kualitas dalam manufaktur dan membantu mengubah system telepon Amerka menjadi standar global. Dan setelah melakukan banyak penelitian di berbagai organisasi dan perusahaan, mereka mampu membuktikan bahwa teorinya benar.
Namun, pada saat itu di Amerika, justru yang berkembang adalah gagasan-gagasan untuk membuat produk yang menekankan aspek kuantitas, produksi yang murah dan harga yang murah. Sehingga teori dari Deming dan Shewhart tentang kualitas yang unggul menjadi tidak laku.
Sekalipun begitu Deming masih meyakini bahwa teorinya benar, dan mencari cara untuk membuktikannya. Pada tahun 1939 ia bergabung dengan Cencus Bureau sebagai Kepala Ahli Statistika, yang memberinya kesempatan untuk menguji coba semua yang dia pelajari ke dalam system raksasa lembaga itu. Terbukti akhirnya Census Bureau mampu mendapatkan data yang lebih detail dan lebih banyak dengan biaya pengeluaran yang lebih sedikit.
Setelah menyadari kemampuannya itu, Deming mengajar kendali mutu pada 35.000 insinyur Amerika, pada waktu perang dunia II. Ia mengajarkan cara menggunakan statistika untuk memperbaiki kualitas perang.
Union of Japanese Scientists dan Engineers memperhatikan perkerjaan Deming itu dan mengundangnya ke Jepang untuk mengajarkan teori kwalitas (kendali mutu) yang dia kembangkan.
Jepang yang baru saja kalah perang dengan Amerika, memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari keunggulan Amerika. Sehingga berbeda dengan di Amerika yang orang-orangnya menutup telinga dan tidak mau mendengarkan ajaran Deming, di Jepang Deming diterima dengan antusiasme yang tinggi.
Sekitar 240 pimpinan perusahaan Jepang hadir , atau sekitar 80% eksekutif tinggi di Negara Jepang, untuk mengikuti seminar Deming selama 8 (delapan) hari.
Untuk memastika para eksekutif tinggi perusahaan di Jepang memahaminya, Deming mendekati mereka melalui cara yang berbeda dari yang biasanya terjadi di Jepang. Dia berdiri di depan para pemimpin bisnis dan menyuarakan tentang pentingnya perubahan mental untuk mencapai tujuan.
Pemahaman tradisional menyatakan bahwa kualitas yang tinggi itu mahal, dirubah bahwa kualitas yang tinggi akan menurunkan biaya.
Pemahaman tradisional menyatakan bahwa kualitas tergantung pada pengawas kualitas (quality control), dirubah Deming bahwa saat seorang pengawas melihat atau mengecek sebuah produk yang sudah jadi maka semuanya sudah terlambat.
Kata Deming kualitas yang tinggi dimulai dari ruang direksi (pimpinan), dan menjalar pada semua orang yang terlibat dalam pekerjaan.
Pendapat tradisional mengatakan bahwa laba (keuntungan) di dapat dari biaya produksi yang minimal, dan biaya penjualan yang tinggi. Namun Deming menegaskan bahwa keuntungan sesungguhnya di dapat dari kesetiaan konsumen. Dengan kualitas yang tinggi, akan menciptakan kepuasan dan kepercayaan konsumen, sehingga konsumen akan kembali membeli produk dengan merk sama.
Para pemimpin Jepang saat itu benar-benar menerima ajaran Deming dengan antuasisme yang tinggi dan semangat yang menggelora. Untuk menambah motivasi para pemimpin Jepang itu, Deming mengatakan : Bahwa kalau mereka mau menerapkan ajarannya maka mereka akan mampu bersaing dan mengalahkan industri Negara barat.
Melihat antusiasme para pemimpin Jepang, saat itu (tahun 1950) Deming menyatakan bahwa dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, dunia akan berteriak meminta proteksi karena kemajuan industri Jepang. Namun kenyataannya hanya butuh waktu 4 (empat) tahun.
Para pemimpin Jepang segera menerapkan filosofi Deming ke dalam perusahaan mereka dengan sangat cepat. Sehingga dalam beberapa waktu kemudian setelah 4 tahun, mulai muncul nama-nama seperti Toyota, Sony dan Honda yang memasuki pasar dunia dengan symbol kualitas yang tinggi.
Kalau sebelumnya produk buatan Jepang dianggap produk sampah dan hanya menjadi gurauan, namun mulai saat itu produk Jepang mucul dengan standar baru dan mulai diperhitungkan.
Lama setelah itu, sekitar 30 tahun kemudian, TV NBC News menayangkan acara khusus yang disebut “If Japan Can, Why Can’t We?” Di mana tayangan itu mengungkapkan tentang seorang pria (Deming) yang tidak terpublikasikan dan terlupakan, yang berada dibalik “keajaiban industri bangsa Jepang”. Dan kemudian banyak perusahaan besar Amerika (perusahaan Fortune 500) yang mencari Deming untuk meminta pertolongan dan menyewa Deming sebagai seorang konsultan.
Salah satu perusahaan yang gigih meminta bantuan Deming adalah Ford Motor Co., yang dikalahkan oleh perusahaan Jepang. Ford mengadopsi “Kualitas Adalah Nomor Satu” sebagai pernyataan misi perusahaannya pada tahun 1983. Dan 3 (tiga) tahun kemudian, Ford Taurus mengambil posisi terdepan dalam pasar mobil di Amerika.
Itulah ajaran Deming tentang kualitas yang mampu membuat keajaiban di Jepang dan akhirnya di seluruh dunia. Yang sebelumnya tidak didengarkan atau bahkan di cuekin oleh orang Amerika sendiri.
Sampai sekarang pun kita bisa melihat bahwa berbagai produk perusahaan Jepang masih sanggup bertahan dan menguasai pasar dunia. Salah satunya adalah Toyota dan Honda yang mampu mengalahkan perusahaan General Motor dan Ford Motor Co., di dunia dan bahkan di Amerika sendiri untuk beberapa kendaraan.
Kisah ini sudah sedemikian terkenal, dan sudah seharusnya kita semua bisa mengambil pelajaran darinya. Betapa pentingnya kualitas dan dampaknya yang bisa menciptakan semacam keajaiban. Tentu hal ini bisa terjadi baik bagi diri kita sendiri (kualitas pribadi), diri kita dengan orang lain (kualitas hubungan social), usaha kita (kualitas perusahaan dan produk), sampai kualitas bangsa kita.
Sebagai pengusaha pemula, saya sendiri pernah mengalami kerugian besar akibat produk saya tidak memenuhi standar kualitas seperti yang diminta oleh buyer (pembeli).
Kejadian itu terjadi ketika usaha saya baru pertama kali belajar ekspor ke Amerika secara langsung, yaitu ekspor produk furniture dan kerajinan (handicraft). Dan baru pertama kali transaksi dengan buyer dari Amerika tersebut.
Karena belum berpengalaman, perusahaan kami belum memiliki standar kualitas yang baik untuk mengontrol (quality control) kelayakan produk. Yang menyebabkan produk buatan perusahaan saya terkena complain dari buyer (pembeli) Amerika itu.
Bukan hanya kerugian yang saya dapatkan, tetapi buyer tersebut sudah kapok (trauma) berbisnis dengan saya, dan bahkan merekomendasikan ke beberapa jaringan perusahaan yang dia kenal di Amerika agar tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan saya. Karena perusahaan saya tidak dianggap professional dan memiliki produk dengan kualitas produk yang buruk. Duh, sakit sekali rasanya.
Mulai saat itu, sekalipun perusahaan saya masih kecil, saya mulai belajar keras tentang pentingnya memiliki standar kualitas produk yang tinggi. Atau setidaknya memenuhi standar kualitas yang umum. Dengan cara mengembangkan system quality control yang melibatkan semua orang yang terlibat untuk ikut bertanggungjawab dalam kualitas produk. Dalam skala yang sederhana, akhirnya system itu mampu memunculkan atmosfer baru untuk membuat produk yang memenuhi standar kualitas.
Butuh waktu lama, agar saya bisa mendapatkan kepercayaan kembali dan bisa memasarkan produk saya lagi ke Amerika.
Dan alhamdulillah, sedikit demi sedikit mulai ada buyer yang mempercayai produk dan perusahaan saya. Menciptakan kredibilitas perusahaan saya sehingga memiliki hubungan yang berdiri atas dasar kepercayaan untuk bisa bekerjasama yang saling menguntungkan.
Standar kualitas juga membuat buyers bersedia kembali ke perusahaan saya untuk melakukan transaksi atau order (pesanan) yang berkelanjutan.
Bahkan buyer saya yang lama, yang pernah saya kecewakan, akhirnya mau kembali bermitra dengan perusahaan kami dan memberikan kepercayaan kepada kami. Tentunya setelah melihat kualitas produk kami yang telah berkembang.
Semangat ini juga membawa suasana tim di perusahaan untuk mengembangkan system quality control terhadap produk yang di outshourching kan. Karena di luar produk kerajinan yang saya tekuni, perusahaan saya juga seringkali mendapat order untuk ekspor berbagai produk kerajinan dari buyers. Dalam konteks ini, kami bergerak dalam bisnis trading yang memerlukan sebuah system control agar kita tetap dipercaya oleh mitra kita.
Kualitas menjadi salah satu prioritas yang tidak boleh ditinggalkan untuk menciptakan hubungan yang penuh kepercayaan dan hubungan yang berkelanjutan. Kualitas akan membawa kita pada tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dengan mitra atau pembeli produk kita dan memudahkan kita untuk melakukan meningkatkan pemasaran dan penjualan.
Kalau kualitas itu kemudian berkembang secara menyeluruh dari semua sisi kehidupan pribadi, keluarga, social, bisnis, lingkungan dan spiritual kita, maka kualitas yang kita miliki itu akan mampu menciptakan keajaiban. “If Japan Can, Why Can’t We?”
Baca Juga : Manfaat Telur Bagi Keehatan Bayi
4. Sukses Berwirausaha: Bangkit dari Kegagalan
Ada
pepatah kuno yang mengajarkan pada kita bahwa sesuatu yang kecil, kalau kita
tekun membesarkannya, lama-lama akan menjadi besar juga. Sedikit-sedikit
lama-lama menjadi bukit. Semakin besar bisnis yang ingin kita capai, maka kita
perlu menyederhanakannya dengan mulai melangkah, sekecil apapun langkah itu.
Banyak pengusaha yang memulai dari bisnis kecil-kecilan namun perlahan-lahan
kemudian menjadi pengusaha besar. Lalu kita hanya membutuhkan kesabaran,
keuletan (tahan uji) dan ketekunan yang akan membawa kita melampaui masa-masa
sulit, dan mampu bangkit dari kegagalan.
Amir seorang pengusaha yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Semula Amir adalah merupakan pemuda desa pada umumnya, dimana setelah lulus kuliah ingin sekali menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Begitu lulus kuliah pada tahun 1995, pilihan Amir adalah menjadi guru, dengan harapan suatu saat akan diangkat menjadi PNS.
Amir seorang pengusaha yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Semula Amir adalah merupakan pemuda desa pada umumnya, dimana setelah lulus kuliah ingin sekali menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Begitu lulus kuliah pada tahun 1995, pilihan Amir adalah menjadi guru, dengan harapan suatu saat akan diangkat menjadi PNS.
Dengan status guru tidak tetap di
suatu SMA, Amir mendapat honor yang sangat kecil, yang tidak cukup untuk
mencukupi kebutuhan setiap bulannya. Orang tuanya masih membantu untuk
operasional dia sebagai seorang guru tidak tetap, dengan harapan yang sama
bahwa bahwa suatu saat, secepat mungkin, Amir bisa diangkat menjadi PNS. Untuk
menutupi kekurangannya dan mengurangi beban orang tuanya, Amir merangkap
menjadi tenaga pengajar di sekolah swasta.
Pada tahun 2000, umur Amir sudah 30
tahun dan telah mengabdi menjadi guru selama 6 tahun. Berbagai lowongan PNS
telah dia daftar, namun dia belum diterima juga. Ada keraguan apakah dia akan
bisa menjadi PNS atau tidak, karena ada temennya sudah sudah jadi PNS, walaupun
sebagian besar lainnya belum. Sementara setiap tahun, sarjana yang lulus dan
ingin menjadi PNS semakin banyak. Hal ini bisa dilihat dari pendaftaran, yang
bahkan untuk ambil formulir saja harus antri berjam-jam, bahkan dimulai dari
subuh.
Sebenarnya dia masih cukup bersabar,
karena mungkin belum rizkinya. Dia masih berharap untuk menjadi PNS, dimanapun
yang penting PNS. Sampai suatu saat, dia ketemu dengan seorang sahabat lamanya
semasa di SMA, yang kebetulan menjadi pengusaha. Usaha temennya ini di perdagangan
rempah-rempah (bawang, brambang, cabai dll), kelihatannya sepele dan kecil.
Namun ternyata omset temennya itu sekarang ini sudah mencapai 150 juta setiap
bulan, dengan keuntungan bersih rata-rata 7,5 juta setiap bulannya.
Amir takjub dan terkesan, karena
temennya ini tidak kuliah, namun hanya lulusan SMA. Sementara pendapatan Amir
dari mengajarnya di 3 sekolah hanya rata-rata 1 juta setiap bulannya, itupun
50% habis untuk operasional atau masih pendapatan kotor, padahal dia adalah
seorang sarjana bidang pendidikan jurusan mematika. Kalau dihitung-hitung
pendapatan temennya senilai 7,5 kali lipat dari pendaptannya, artinya hasil
usaha temennya 1 tahun sebanding dengan kerjanya 7,5 tahun. Perbandingan yang
cukup besar. Dia masih ingat temennya ini mulai jualan rempah-rempah begitu
lulus SMA, karena tidak ada biaya untuk kuliah.
Dengan rasa takjub, Amir mencoba
ingin tahu lebih jauh, bagaimana proses keberhasilan temannya itu. Dia tidak
mau hanya berpikir pasif bahwa semua itu hanya takdir dari Allah. Sampai
akhirnya setelah beberapa kali ketemu dengan temennya, Amir termotivasi untuk
menjadi pengusaha.
Semula Amir bingung harus berusaha
apa, karena dia tidak memiliki modal, juga bisnis apa yang cocok untuk
dilakukannya. Namun dia terus mencari ide bisnis yang cocok, mampu dia lakukan
dan tidak membutuhkan modal besar. Modal bukan alasan utama bagi orang yang
benar-benar ingin jadi pengusaha, akan selalu ada jalan bagi orang yang mau
serius mencarinya.
5 bulan kemudian Amir menemukan ide
bisnis beternak ikan lele, yang dari analisanya tidak membutuhkan modal besar
dan relatif mudah. Juga kebetulan orang tuanya memiliki sawah kurang lebih
setengah hektar atau 5000 m2 dekat rumahnya. Dia mau memanfaatkan sedikit yaitu
100 m2 untuk beternak lele, sebagai uji coba. Beternak ikan lele relatif mudah
karena 3 bulan sudah bisa panen, dan sudah banyak pedagang pengepul yang siap
membelinya.
Tahun 1
Amir memulai usahanya dengan modal 8 juta rupiah, memanfaatkan tabungan dan pinjam dari orang tua. Untuk sementara kolamnya dibuat dari terpal, bukan kolam permanen. Perencanaan kebutuhan modalnya :
Biaya pembuatan kolam : Rp
5.000.000,-
Biaya pembelian 15.000 bibit lele : Rp 975.000,-
Biaya beli pakan untuk 3 bulan : Rp 2.000.000,-
Biaya pembelian 15.000 bibit lele : Rp 975.000,-
Biaya beli pakan untuk 3 bulan : Rp 2.000.000,-
Bisnis ikan lele ditekuninya sambil
tetap menjadi guru, karena beternak lele tidak memerlukan perawatan yang ketat.
Untuk menambah pakan lele, di sela-sela waktunya terkadang dia mencari keong
dan bekicot untuk menambah pakan lele. Dan 3 bulan kemudian Amir sudah panen,
dan menghasilkan ikan lele sekitar 1 ton atau 1000 kg. Hanya sedikit lele yang
mati. Dengan harga jual ke pembeli besar seharga Rp 6000 /kg, amir mendapatkan
uang kurang lebih 6 juta rupiah.
Amir menikmati beternak lele ini,
sekalipun selama 3 bulan hanya mendapatkan keuntungan kotor 3 juta rupiah.
Kadangkala sebagian kecil hasil panen lelenya dia bagi-bagikan ke beberapa
tetangganya, sambil berharap bahwa apa yang dilakukan juga bisa dinikmati oleh
orang lain. 1 tahun Amir bisnis, dia telah panen sebanyak 4 kali. Dia sudah
melunasi utangnya pada orang tuanya. Sekalipun dia tidak mendapat keuntungan
yang berarti, namun dia cukup puas. Toh, dia masih cukup dengan gaji dari
mengajarnya.
Tahun 2
Amir merasa yakin bisa mengembangkan bisnis pembesaran ikan lelenya untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Dia menyiapkan rencana untuk membuat kolam ikan seluas 300 m2, dengan bentuk kolam permanen. Lebih memudahkan perawatan dan lebih aman, misalnya dari serangan ular.
Keinginannya untuk segera sukses
dalam bisnis begitu menggebu dan menggelora. Amir meyakinkan orangtuanya bahwa
dia butuh bantuan agar usahanya sukses, dan bisa mengangkat ekonomi keluarga.
Dari orangtuanya Amir mendapat bantuan 30 juta. Karena masih kurang dia melobby
salah satu pamannya yang kaya, mendapat pinjaman 20 juta rupiah, dan berjanji
akan mengangsur selama 1 tahun kepada pamannya.
Rencana pembiayaannya :
Membuat kolam permanen 300 m2 : Rp 35.000.000,- (35 juta)
Beli bibit 45.000 ekor : Rp 3.150.000,- (3,6 juta)
Biaya pakan selama 3 bulan : Rp 7.000.000,- (7 juta)
Membuat kolam permanen 300 m2 : Rp 35.000.000,- (35 juta)
Beli bibit 45.000 ekor : Rp 3.150.000,- (3,6 juta)
Biaya pakan selama 3 bulan : Rp 7.000.000,- (7 juta)
Amir menggunakan sisa modal untuk
biaya operasional, karena dia akan mengangkat 1 tenaga kerja paruh waktu, yaitu
kerja pagi dan sore hari Sehingga pekerja itu tidak kehilangan pekerjaannya
sebagai buruh tani, dengan gaji 400 ribu per bulan. Amir memutuskan untuk
berhenti menjadi guru, yang semula ditentang oleh keluarganya dan para teman
gurunya. Namun dia sudah bertekad bulat untuk total dalam bisnisnya.
Setelah 3 bulan, sesuai yang
direncanakan, Amir panen. Dia buat pembesaran bertahap, diatur agar tiap bulan
bisa panen 15.000 ekor. Dan mendapatkan ikan lele sekitar 1 ton yang bernilai
uang sekitar 6 juta rupiah.
1,5 juta dia buat mencicil utang
pada pamannya, 2 juta untuk putaran per bulannya, dan 400 ribu untuk gaji
pegawai. Sisanya atau 2,1 juta pper bulan digunakan untuk operasional Amir
sendiri, yang memang kecil, namun sudah cukup untuk kebutuhannya.
Bulan-bulan berikutnya dia mendapat
tambahan dari panen yang meningkat di atas 1 ton, plus naiknya harga ikan lele.
Sehingga Amir bisa semakin menikmati bisnisnya.
Di bulan ke delapan, tiba-tiba harga
pakan naik dan justru harga ikan lele turun, dia mencoba untuk tetap tenang,
dan berharap bulan berikutnya situasinya menjadi lebih baik.
Namun yang diharapkannya justru
sebaliknya, di bulan ke sepuluh, harga pakan tetap tinggi, harga ikan lele
turun, di tambah secara tiba-tiba lelenya banyak yang mati, hampir separo.
Pendapatannya turun drastis, apalagi untuk mencicil utang dan menggaji
tenaganya, bahkan untuk modal putarannya pun sudah sangat pas-pasan.
Keadaan ini terus terjadi sampai
akhir tahun ke 2 bisnisnya, sehingga membuatnya kacau dan tidak bisa tenang
lagi. Dan semakin terlihat bisnisnya sedang di ujung kebangkrutan, karena
kerugian yang dia alami. Dia merasa malu dengan pamannya karena cicilan hutangnya
tidak lancar. Dia merasa tidak enak dengan orangtuanya, karena dia sudah
terlanjur memberi harapan yang menggiurkan. Sementara beberapa mantan teman
gurunya, menyalahkan dia kenapa dia keluar dari pekerjaan sebagai guru.
Tahun ke 3
Amir belum siap dengan kekacauan bisnisnya, dia tidak merencanakan kemungkinan bisnisnya akan mengalami hal seperti ini. Hidupnya menjadi kacau, dan sering gelisah sendiri. Setiap malam Amir tidak bisa tidur, dan baru bisa tidur menjelang subuh atau habis subuh. Dia mengalami kejadian seperti ini selama 3 bulan. Bisnisnya memang tetap berjalan, namun seadanya, karena dari sisa uangnya dia hanya sanggup beternak bibit sebanyak 30.000 ekor, dan semakin mengecil. Sekalipun dengan susah payah untuk mempertahankannya. Dan gaji tenaganya dia kurangi menjadi hanya 300 ribu per bulan, dengan kerjaan yang dikurangi juga.
Gairah bisnisnya melemah, dan dia
mulai bimbang, antara meneruskan bisnis yang kacau itu atau kembali bekerja
saja. Namun problemnya, Amir sudah terlanjur merubah sawahnya menjadi bangunan.
Dan akan sangat sulit untuk merubahnya menjadi sawah lagi. Dia betul-betul
dalam keadaan tertekan.
Sampai kemudian dia ketemu lagi
dengan temannya yang pengusaha, yang justru menasihatinya agar tetap bersabar,
dan terus menjalankan usahanya. Temannya berkata bahwa kegagalan seperti itu
wajar terjadi dalam permulaan bisnis. Sambil temannya menasihatinya untuk terus
selalu berprasangka baik (husnuddlon) pada ALLAH SWT.
Berprasangka baik atau berpikir
positif, akan memudahkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan
kalau kita dekat dengan Allah SWT akan membuat diri kita menjadi tenang. Tetap
dalam ketenangan akan memudahkan penyelesaian masalah yang kita hadapi serta
mencari jalan keluarnya.
Setelah merenungkan nasihat temannya,
beberapa waktu kemudian, Amir memutuskan untuk meneruskan usahanya. Dia mencoba
bangkit lagi. Dengan perasaan yang dipenuhi dengan rasa malu, dia temuinya
pamannya untuk memberi kelonggaran waktu agar bisa bisa menunda pencicilan
hutangnya. Semula pamannya tidak bisa menerima, namun setelah melihat
kesungguhan Amir, akhirnya bisa menerima.
Dan kepada orang tuanya, dia meminta
maaf karena telah ikut menyulitkan keluarganya, dan memohon ijin orangtuanya
untuk meneruskan bisnisnya. Semula orang tuanya menolak dan berharap agar Amir
kembali menjadi guru. Namun melihat kesungguhan anaknya akhirnya orang tuanya
luluh juga.
Amir memutuskan meminjam uang di
sebuah BPR dengan jaminan sepeda motornya dan milik bapaknya. Dia tidak perlu
banyak, karena hanya untuk biaya produksi lelenya lagi.
Namun apa yang terjadi? Beberapa
bulan pendapatannya tetap kurang untuk menutup biaya pakan dan karena harga
jual ikan lele masih flukuatif cenderung turun. Mungkin karena pasokan di
pasaran yang terlalu banyak. Selama ini dia masih memasarkan dengan pembeli
yang datang ke rumahnya. Dan tidak pernah mencari pasar sendiri. Usahanya
bahkan bangkrut lagi karena lelenya tiba-tiba banyak yang mati, di akhir tahun
ke 3. Kembali dia menemui kekacauan baru. Kendati dia telah belajar menghadapi
kegagalan namun situasi sekarang menjadi tambah berat, karena dia terjerat
hutang pada sebuah bank kredit (BPR) senilai 10 juta, hasil dari menggadaikan 2
motor. Setiap bulannya setidaknya dia harus mengangsur hampir 500 ribu. Belum
lagi hutang pada pamannya.
Tahun ke 4
Kebangkrutan yang ke 2 ini berjalan sampai tahun ke 4. Modalnya habis lagi, karena sisa penjualan sudah dia gunakan untuk mengangsur hutang. Dia benar-benar hidup dalam tekanan dan keprihatinan, di tambah situasi di lingkungannya yang seakan-akan sinis mengejeknya bahwa dia tidak bakat berbisnis dan lebih baik bertani saja. Dan berbagai omongan lainnya. Hanya temannya yang pengusaha yang terus mau menerima keadaannya dan memotivasinya untuk tidak putus asa.
Sampai suatu saat, ada sebuah
training kewirausahaan gratis yang diadakan oleh sebuah instansi pemerintah.
Kebetulan trainernya sangat pas dengan masalah yang dia hadapi, dan juga
seorang pengusaha yang berjuang dari nol, dan telah mengalami beberapa masalah,
namun mampu bangkit dari keterpurukan. Hasil training itu benar-benar mampu
memotifasi, membangkitkan semangat dan memberikan keyakinan baru bahwa akan
selalu ada jalan keluar bagi setiap masalah kalau kita mau berusaha.
Dengan semangat baru untuk bangkit
kembali dari keterpurukan, Amir berpikir keras agar usahnya tetap berjalan.
Dari pada terus menerus memikirkan kegagalan dan beban hutangnya, lebih baik
dia fokus untuk meneruskan usahanya agar bisa menguntungkan.
Dia menemui sekali lagi pihak-pihak
di mana dia punya utang, meminta toleransi agar dia bisa mundur pembayarannya.
Kemudian dia menemui penjual bibit lele, yang semula di bayar cash dimuka,
sekarang dinego agar bisa dibayar setelah panen. Kemudian dia melangkah lebih
jauh lagi dengan mengembangkan pakan lele. Melihat harga pakan ikan lele yang
harganya tetap mahal. Dia berinisiatif mencari alternatif pakan lainnya.
Beberapa waktu terakhir dia
memperhatikan banyak warung makan yang memiliki limbah makanan yang cukup
banyak. Di antara limbah itu ada nasi, tulang, duri ikan, kepala ikan dan
lain-lain. Padahal limbah makanan itu masih banyak kandungan yang dibutuhkan
ikan lele seperti protein. Segera dia menguhubungi pemilik warung dan berniat
membelinya, namun ternyata beberapa warung memberikannya secara gratis.
Kalaupun ada yang harus dibeli paling dengan harga sekedarnya. Jauh lebih murah
dari pakan lele yang sudah melambung sampai Rp 4.500 per kg.
Segera dia gunakan “pakan lele” yang
baru itu. Sisa makanan baik berupa nasi, duri & kepala ikan, tulang dan
lainnya, dia rebus dalam air masukkan di sebuah ember. Di atas ember dia
letakkan sebuah bola plastik yang diikatkan ke ember. Jadi kalau embernya penuh
akan tenggelam, kalau habis maka bola akan menyembul ke atas, yang bisa
menunjukkan pakan lele telah habis.
Hasilnya luar biasa, dia tidak
membutuhkan modal banyak untuk bibit lelenya, serta pakan lele alternatifnya
ternyata sangat cocok, di mana ikan lelenya tumbuh lebih besar dan menjadi
lebih kebal terhadap serangan hama. Secara perlahan namun pasti, dibulan-bulan
berikutnya dia telah mengurangi pakan lele yang beli dari toko sampai hanya 25%
dan menggantinya dengan pakan alternatifnya. Hal ini jelas berdampak pada
tingkat keuntungan bisnisnya.
Akhir tahun keempat ini bisnisnya
sudah berjalan lagi dan menguntungkan. Secara bertahap dia sudah bisa mulai
mengangsur hutangnya. Dan menambah investasi. Belajar dari pengalaman masa
lalunya, Amir tidak mudah lupa diri. Dia sadar, dia masih perlu mengembangkan
usahanya, sehingga dia tetap memilih hidup secukupnya, tidak berfoya-foya dan
menggunakan setiap sisa keuntungan untuk menambah investasinya.
Tahun ke 6
Kolamnya sudah berkembang menjadi 600 m2, memanfaatkan pinjaman lunak dari sebuah bank, yang bunganya benar-benar ringan, tidak seperti di BPR dulu yang bunganya cukup tinggi. Sedangkan hutang-hutang dari pamannya dan temennya sudah dia lunasi. Dan dengan cara baru dalam pembesaran ikan lele, sekarang dia sudah bisa memanen rata-rata 2,5 ton setiap bulannya. Dia mendapatkan keuntungan bersih 6 juta rupiah setiap bulannya.
Dia sudah merencanakan untuk
membangun kolam kembali, yang akan disewakan kepada masyarakat disekitarnya,
dengan sistem bagi hasil, karena mereka mulai tertarik untuk mengikuti
jejaknya. Apalagi dia sudah ketemu dengan salah satu pengusaha yang bergerak
dalam ekspor ikan. Dan tertarik untuk mencoba ekspor ikan lele.
Amir juga menjadi lebih taat
beribadah dan lebih bijak menghadapi persoalan-persoalan hidup, kalau ketemu
orang yang mengalami kesulitan dia segera menyarankan dengan mendorong agar
orang itu mendekatkan diri pada Allah SWT, seperti firman Allah:
“Dan mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang
yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya.”
(Q.S. Al Baqarah: 45 – 46)
(Q.S. Al Baqarah: 45 – 46)
Hal-hal yang bisa kita pelajari dari
keberhasilan Amir :
- Selalu husnuddlon pada Allah SWT (berpikir positif), bahwa apapun yang terjadi dengan kita ada hikmahnya. Sehingga bisa terus tekun dan ulet berusaha, dan tidak mudah berputus asa.
- Tenang dalam menghadapi kesulitan akan memunculkan kreatifitas. Ketenangan menciptakan pikiran yang fokus dan terarah.
- Keputusan untuk keluar dari pekerjaan, dan fokus ke bisnis memang beresiko besar. Namun resiko besar seringkali sepadan dengan hasilnya. Dengan fokus ke bisnis justru membuat usahanya bisa melewati rintangan-rintangan.
- Keberhasilan selalu membutuhkan waktu dan proses, tidak ada yang tiba-tiba dan instan. Kalaupun ada, bukanlah yang baik untuk diikuti, karena biasanya jumlahnya sedikit dan langka. Misalnya menang undian berhadiah. Yang biasanya akan segera habis, karena tidak tahu bagaimana menggunakan uangnya untuk investasi, yang diketahui hanya bagaimana membelanjakan uang.
5. Menggali dan Melejitkan Potensi Diri
Pemenang
hanya melakukan sesuatu dengan CARA YANG BERBEDA”
Banyak orang pintar namun gagal,
banyak pribadi cerdas namun kandas di tengah jalan. Sebaliknya ada sebagian
orang biasa-biasa saja di akademik maupun oleh lingkungannya tetapi meraih
sukses luar biasa dimata manusia dan juga dimata Allah SWT.
Rahasia besar yang dimiliki
orang-orang besar sebenarnya bukan terletak pada seberapa banyak dia belajar
tentang suatu ilmu. Rahasia yang sebenarnya adalah terletak pada sikap mental
yang kokoh, tegar, kuat dan memiliki tujuan hidup yang berkobar-kobar untuk
mewujudkan mimpi dan cita-citanya untuk sukses dengan aksi nyata yakni dengan
10 % ide 90% keringat.
Orang-orang besar memulai langkahnya dengan cita-cita yang besar. Kemudian keberanian memulai pada langkah pertama, berani mengambil resiko gagal, berani berproses, berani berkorban dan berani dievaluasi (di kritik) serta berani bangun dan bangkit kembali ketika jatuh atau dijatuhkan dengan cara yang lebih baik.
Banyak orang pintar dan cerdas yang
tidak berbuat bukan karena tidak mampu melakukan melainkan karena tidak
bertekad. Banyak diantara mereka yang hanya sekedar memutuskan tanpa berani
mulai mengerjakan. Banyak orang yang mampu melakukan sesuatu namun tidak mau
melakukan, padahal tidak ada proses perbaikan hanya dengan sebuah kemampuan
tanpa kemauan memulai dengan aksi nyata.
Anda harus memiliki keyakinan SUKSES, karena Allah tidak akan merubah nasib Anda kalau Anda sendiri berperilaku pasif dalam berusaha merubah nasib Anda. Doa seoptimal mungkin Usaha dan kerja semaksimal mungkin, dan tawakkal sebagai sandaran akhir dari usaha Anda.
Pribadi yang bermental sukses selalu
berfikir positif atas masalah/kesulitan yang diberikan oleh Allah kepadaNya
sehingga Dia selalu melihat peluang dalam setiap masalah dan bukan melihat
masalah disetiap peluang yang ada dihadapannya.
Ketika mental Anda adalah mental SUKSES maka kata-kata yang keluar dari mulut adalah kata-kata optimis. Anda akan bilang ” Sulit tapi bisa” untuk hal-hal sulit yang Anda rasakan dan bukan kata kata “Bisa tapi sulit”. Kedua kalimat tersebut mengandung unsur kata yang sama namun membawa pengaruh yang sangat berbeda. Kalimat sulit tapi bisa berakhir pada sikap optimis dan berlanjut pada gerak mencoba, sedangkan kalimat bisa tapi sulit cenderung mendorong sikap pessimis dan menyerah sebelum melakukan percobaan.
Kesalahan Anda dalam memilih kosa kata akan berpengaruh pada penerjemahan kreativitas bawah sadar yang salah. Ketika Anda mengeluarkan kata dengan metafora negatif maka tubuh Anda akan membenarkan dan mendukung 100% dengan bahasa tubuh yang sesuai. Sebagai contoh, anda berkata bahwa Anda tidak percaya diri berbicara didepan umum, maka kaki anda akan merespon dengan gemetar, mata menunduk, tangan tidak terkontrol dan dada bedegup kencang. Beda halnya ketika Anda berkata “Saya bisa berbicara didepan umum dan saya pasti mampu”. Maka tubuh Anda akan merespon tegapnya langkah Anda, mata berusaha menatap tegar, kaki diusahakan tidak tampak bergetar, tangan bergaya, dan debaran jantung mampu ternetralisir.
Emosi Anda akan membentuk sikap tubuh Anda, sikap tubuh dipengaruhi oleh emosi. Sebagai contoh sikap Anda ketika depresi dengan sikap anda saat bahagia. Ketika depresi wajah Anda tertunduk, langkah lamban, mata tak bergairah dan sulit tersenyum. Sedang ketika anda bahagia rona wajah berseri, senyum tersungging, dan getaran kata-kata indah didengar.
Sebuah penemuan besar abad ini yang akan merubah motivasi kehidupan Anda dari dalam adalah “Sikap Anda akan mampu merubah emosi Anda”. Anda pernah lihat bagaimana sikap pemain sepakbola yang baru memasukkan bola ke gawang musuh? Ceria, lari kencang, tangan mengepal, dan bergairah. Dan sekarang anda bandingkan dengan sikap sopir angkutan Kota yang ditangkap polisi dan kena tilang:? Sedih, senyum dipaksakan, mengumpat, mata tidak bersahabat, tidak terkontrol dll.
Mari kita fokuskan bahasan pada:” Bagaimana sikap Anda mampu merubah emosi Anda”.
Sekarang Anda bayangkan satu masalah Anda yang berat, kemudian angkat wajah Anda menatap kedepan dengan tegas, kepalkan tangan Anda, , bayangkan peristiwa bahagia yang sangat berkesan dalam hidup anda, melompatlah mulailah Anda tersenyum, bayangkan keiinginan-keinginan Anda yang indah, teriaklah “ Aku bisa”. Maka gairah baru akan Anda rasakan.
Untuk memudahkan anda menemukan sikap positip yang mampu mempengaruhi emosi Anda maka Anda perlu memakai teknik ATM, yaitu Amati Tiru dan Modifikasi.
Amati dan pelajari bagaimana proses
dan cara orang-orang sukses menjadi sukses, kemudian Tiru dengan cara yang
cerdas tanpa harus menjadi plagiat, dan akhiri dengan Modifikasi, yakni
menggabungkan pengetrahuan yang baru Anda peroleh dengan keahlian Anda sebelumnya.
Tahukah Anda bahwa keluarga sosro hanya memodifikasi teh dengan botol menjadi
teh botol sosro. Soichiro Honda hanya memodifikasi sepeda dan motor menjadi
satu bagian sehingga menjadi sepeda motor merek Honda.
Sebagaimana yang diajarkan sahabat saya Purdi Candra bos Primagama. Yaitu Berani Optimis Tiru Orang Lain. Bayangkan orang yang menurut Anda SUKSES , bagaiman dia besikap, berjalan, bicara, tersenyum dll. Hal ini akan memudahkan Anda untuk menemukan format sikap Anda yang baru dan hidup Anda akan lebih persuasif.
Potensi unggul yang ada pada tubuh Anda sangat dipengaruhi oleh sikap Anda terhadap diri Anda. Dan perubahan sikap Anda yang sudah tersusun belasan tahun hanya dapat dilakukan dengan banyak melatih sikap Anda, sehingga memperoleh rasa percaya diri yang mantap.
Rasa percaya diri akan tumbuh karena
dipersiapkan yaitu perencanaan dan pelaksanaannya. Seorang perenang harus
berlatih dan mempersiapkan diri berbulan bulan bahkan tahunan hanya untuk
berlomba sekian menit bahkan detik digelanggang renang yang berbeda. Dalam Olah
raga angkat besi seorang atlet telah melakukan ribuan kali angkatan dalam
latihan, namun untuk menunjukkan kemampuannya, atlet tersebut hanya mengangkat
beberapa kali saja dalam turnamen angkat besi.
Begitupun seorang bintang sepak bola melakukan tembakan ratusan kali untuk mengkasilkan satu gol digawang lawan.
Sejauh manakah sikap anda
mempengaruhi kesuksesan Anda kedepan??. Jawabannya jelas, Anda tidak akan
sukses ketika sikap mental Anda tidak yakin terhadap diri Anda. Yakinlah bahwa
Anda adalah orang yang pertama kali mampu merubah kehidupan Anda. Tidak
seorangpun yang mampu menghentikan langkah Anda secara permanen kecuali diri
Anda sendiri. Yakinkah bahwa orang lain adalah penonton dal;am kehidupan Anda,
namun andalah yang menjadi pemain utama dan pastikan Anda mampu berdiri tegap
dan mengatakan :”SAYA BISA” InsyaAllah.
Beberapa tips yang semoga mampu
menghantarkan kesuksesan Anda menatap masa depan yang cerah.
Tips sederhana yang bisa Anda coba
untuk memvisualisasikan mimpi-mimpi Anda agar lebih fokus dan terarah adalah
tips “TAJAM”
TAJAM merupakan kepanjangan dari
1. T (Tekad yang Kuat dan Tujuan
Jelas)
Tekad kuat dan tujuan jelas adalah dua saudara kembar yang tidak bvisa berdiri secara terpisah. Apalah artinya main sepakbola tanpa gawang, atau lari marathon tanpa finish. Bulatkan tekad Anda sebagai pribadi sukses dan cerdas tanpa batas. Kemauan untuk belajar dan terus belajar. Pelajari keahlian khusus yang merupakan kompetensi / keahlian yang akan Anda kembangkan. Tekad yang kuat memang perlu tapi tekad tanpa tujuan akan membawa hasil LELAH. Milikilah tujuan mulai sekarang apa yang akan Anda lakukan kedepan. Ingat Anda dilahirkan bukan untuk melakukan semuanya, tapi Anda dilahirkan untuk melakukan sesuatu. Carilah sesuatu itu. Anda harus memiliki GAIRAH, AKSI dan CITA-CITA. Gairah dan Cita-cita tanpa Aksi Anda MELAMUN. Aksi dan Cita-cita tanpa Gairah Anda akan bekerja serba tanggung “setengah-setengah”, Anda Bergairah dan Berkerja dengan Aksi tanpa Cita-cita maka Anda akan sampai pada tempat yang keliru. Anda pasti BISA.
Tekad kuat dan tujuan jelas adalah dua saudara kembar yang tidak bvisa berdiri secara terpisah. Apalah artinya main sepakbola tanpa gawang, atau lari marathon tanpa finish. Bulatkan tekad Anda sebagai pribadi sukses dan cerdas tanpa batas. Kemauan untuk belajar dan terus belajar. Pelajari keahlian khusus yang merupakan kompetensi / keahlian yang akan Anda kembangkan. Tekad yang kuat memang perlu tapi tekad tanpa tujuan akan membawa hasil LELAH. Milikilah tujuan mulai sekarang apa yang akan Anda lakukan kedepan. Ingat Anda dilahirkan bukan untuk melakukan semuanya, tapi Anda dilahirkan untuk melakukan sesuatu. Carilah sesuatu itu. Anda harus memiliki GAIRAH, AKSI dan CITA-CITA. Gairah dan Cita-cita tanpa Aksi Anda MELAMUN. Aksi dan Cita-cita tanpa Gairah Anda akan bekerja serba tanggung “setengah-setengah”, Anda Bergairah dan Berkerja dengan Aksi tanpa Cita-cita maka Anda akan sampai pada tempat yang keliru. Anda pasti BISA.
2. A (Arahkan pada Potensi Positip Anda)
Saya yakin Anda punya potensi positif yang merupakan kelebihan khas Anda. Gali dan temukan potensi positip Anda, karena ketika Anda melakukan hal terbaik dari potensi Anda maka Anda akan mengalami pelejitan luar biasa. Burung elang gagah jika terbang dan bukan dengan berlari, sebaliknya kuda akan gagah ketika harus berlari dan bukan berenang. Allah menciptakan kelebihan dari setiap makhlukNya. Semakin banyak anda ketahui potensi positif Anda maka InsyaAllah semakin tinggi KOMPETENSI Anda.
3. J (Jauhkan Diri Anda dari Metafora Negatip)
Prasangka buruk, anggapan negatif, keluh kesah, sumpah serapah dan banyak lagi istilah-istilah yang lain, tidak akan pernah mampu menghantarkan Anda sebagai pribadi yang bermental tegar, kokoh dan kuat. Hindari halusinasi negatif, kata-kata pessimis. Hilangkan kamus mengeluh dari otak Anda sekarang maka sikap Optimis akan menghampiri Anda, InsyaAllah. Jangan bilang “ Saya tidak mampu melakukan itu.” Tapi katakanlah; “Bagaimana caranya agar saya mampu melakukan itu?”.
Prasangka negatif akan muncul ketika Anda memiliki sifat M3B, yaitu Menunda, Malas, Menyalahkan dan Banyak alasan. Dengan menunda maka pekerjaan akan tertumpuk kepada satu waktu ang sangat berat, deangan Malas akan membuat otot dan pikkiran lemah dan kusut, dengan menyalahkan akan muncul kebiasaan menuduh orang lain menjadi penyebab kegagalan dan kambing hitam, dan dengan banyak alasan akan membuat kita tertutup belajar dari kesalahan.
4. A (Ambil Manfaat dari Setiap Kegagalan)
Ingat Firman Allah “ Setelah kesulitan Pasti ada Kemudahan” Rumus sukses adalah ; Orang SUKSES lebih banyak gagalnya daripada orang gagal. Sering mencoba sering gagal, tak pernah mencoba tidak pernah gagal. Tapi hasil akhirnya beda bukan?.
Semua hal mengandung resiko. Tertawa
beresiko memperlihatkan kebodohan, menangis beresiko memperlihatkan
kecengengan, Bertemu orang beresiko memperlihatkan keterlibatan, Menunjukkan
perasaan beresiko menunjukkan diri Anda yang sebenarnya, Mengemukakan gagasan,
impian-impian-impian Anda didepan umum beresiko kehilangan mereka, mencintai
beresiko tidak dicintai, Hidup beresiko mati, Berharap beresiko putus asa,
Mencoba beresiko gagal, TETAPI resiko harus diambil, karena bahaya terbesar
dalam hidup adalah tidak mengambil resiko apapun. Orang yang tidak mengambil
resiko tidak melakukan apapun, tidak memiliki apapun, dan tidak berarti
apa-apa. Mereka dapat menghindar dari penderitaan dan kesedihan, tetapi mereka
tidak dapat belajar, merasakan berubah, bertumbuh, mencintai atau hidup.Mereka
adalah budak-budak yang dikungkung oleh sikap mereka sendiri, yakni kehilangan
kebebasan.
ORANG YANG MERDEKA ADALAH ORANG YANG BERANI MENGAMBIL RESIKO. (Shiv Khera – You Can Win) , Anda dan saya sebenarnya tidak pernah gagal, yang gagal adalah peristiwanya. Seorang gadis yang menggoreng tempe dan tempenya gosong sesungguhnya yang gosong adalah tempenya. Artinya kita akan mampu bangkit kembali dari kegagalan yang pertama dengan memakai cara yang berbeda. Pelajari penyebab kegagalan, minimalisir kesalahan dan lakukan cara baru yang lebih baik, maka kegagalan pertama akan menjadi batu pijakan kesuksesan berikutnya.
5. M (Mantabkan Motivasi dengan Aksi Nyata)
Kuatkan motivasi Anda dengan tekad yang tegas dan kuat. Buatlah lingkungan yang mendukung motivasi Anda, dan segeralah hijrah ketika lingkungan yang Ada tidak mendukung kondisi motivasi Anda.
Ada sebuah cerita mengenai seorang raja kaya yang pada suatu hari berjalan mengelilingi negeri yang dicintainya. Pada jaman itu belum ditemukan alas kali, sehingga sang raja melewati daerah-daerah yang kadang kala berbatuan sehingga tapak kakinya sakit. Setelah pulang kembali ke istana, sang raja memerintahkan kepada menterinya agar menguliti setiap sapi di wilayah kekuasaannya untuk menutupi seluruh jalan di negeri itu agar kakinya tak lagi sakit jika berkeliling. Sang menteri berpikir sejenak, dan mengatakan kepada raja,” Baginda biarpun kita menguliti seluruh sapi di negeri ini tak akan menutupi seluruh jalan yang ada di negeri ini. Saya mengusulkan untuk membuat sepatu untuk baginda dari kulit sapi, agar kemanapun baginda pergi kakinya akan selalu terlindung.” Seringkali cara yang termudah dan termurah dan efektif dalam menghadapi perubahan adalah memulainya dari diri kita sendiri. Seringkali kita ingin orang lain, keadaan bahkan dunia ini untuk berubah terlebih dahulu, namun perubahan itu akan lebih mudah dan realistis terjadi jika kita mulai dari diri kita terlebih dahulu.
Cerita lain mengenai sebuah kapal perang raksasa yang melintasi laut yang tertutup dengan kabut tebal, sang kapten yang gagah perkasa menyerahkan arah kapal tersebut kepada supervisor kapal yang mengamati keadaan laut di depan kapal dari menara pantau tertinggi di kapal tersebut. Suatu ketika sang supervisor berteriak, “Kapten ada kapal di depan kita.” Kapten menjawab, “Beritahukan kapal itu agar membanting 20 derajat ke arah kiri.” Sang supervisor memberikan kode dengan isyarat lampu kepada kapal tersebut, kemudian dibalas dengan perintah agar kapal perang tersebut yang membanting 20 derajat ke arah kiri. Sang kapten sangat marah dan emosi dan memberikan perintah kepada supervisor kapal agar membalas pesan seperti berikut, “Dengar ini adalah perintah dari kapten kapal perang!.” Kemudian datang balasan yang mengatakan, “Ini adalah perintah dari supervisor tingkat II.” Merasa dipermalukan, sang kapten memberikan perintah, “Kami adalah kapal perang.” kemudian balasan datang yang mengisyaratkan, “Kami adalah mercu suar!”
Ada kalanya kita harus mengambil
tindakan untuk berubah. Jika Anda bertemu “mercu suar” dalam hidup Anda,
bersiaplah untuk berubah atau Anda akan hancur. Perubahan adalah hal yang tidak
meng-enakkan dan tidak jarang membuat kita ragu, takut bahkan menunda
pengambilan tindakan. Mengapa? Karena perubhan menimbulkan resiko baru yang
mungkin lebih beresiko dibandingkan jika kita tidak berubah sama sekali. Namun
ada kalnya kita harus mengambil suatu keputusan untuk berubah, jika setelah
berkali-kali kita “terantuk” oleh permasalahn yang sama. Dunia ini bagaikan
tempat “belajar” untuk setiap insan manusia. Jika kita terus melakukan
kesalahan yang sama dan menolak untuk berubah, kita tidak dapat maju ke
“tingkat yang lebih tinggi.”
Ingatlah setiap perubahan akan membawa kita kepada dua pilihan, gagal atau berhasil, pastikan Anda berfokus terhadap keberhasilan itu. Hidup ini bagaikan roda dunia yang akan terus berputar. Roda itu terus berputar karena dengan berputar ke depan, roda itu baru dapat maju. George Bernard Shaw mengatakan kemajuan adalah hal yang mustahil terjadi tanpa adanya perubahan, dan mereka yang tidak mampu mengubah cara pikirnya tidak akan merubah apapun. Charles F. Kettering pun mengatakan hal yang tidak kalah dahsyatnya bahwa dunia ini membenci akan perubahan namun perubahan itulah satu-satunya yang mendatangkan kemajuan. Roda kehidupan akan terus berputar, kadang di atas kadang di bawah, banyak orang yang menahan akan adanya perubahan dan selalu ingin terus berada di atas roda yang berputar. Mereka terus berusaha untuk tetap berada pada posisi atas sehingga ketika perubahan terjadi dan mereka berada di posisi bawah roda, mereka tidak bersiap sehingga tidak mampu bangkit dari kegagalan.
Kesuksesan seseorang terjadi ketika ia mampu dan siap menghadapi perubahan. Camkanlah apa yang dikatakan Carol Burnett bahwa hanya kitalah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untuk kita. Menahan arus perubahan dimana dibutuhkan dapat menghancurkan kehidupan Anda. Walaupun perubahan membawa perasaan tidak menentu, tidak berubah juga mendatangkan resiko yang tidak kalah bahayanya. Jika Anda tidak merasa yakin dengan arah yang Anda ambil saat ini, sudah saatnya Anda menempuh arah yang lain. Makin cepat Anda mengambil keputusan untuk berubah makin baik. Adalah hal yang penting untuk diketahui, jika Anda terus melakukan hal yang sama, Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda menginginkan hasil yang berbeda, Anda harus menyambut perubahan dengan sikap yang positif. Live your life with passion!
6. Kekuatan Pola Pikir (The Power of Paradigmas)
Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian. Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala.
Ada sebuah cerita yang mungkin bisa sedikit membantu pemahaman kita tentang paradigma, cerita ini di cuplik dari penggalan tulisan yang ditulis oleh Stephen Covey, kurang lebih begini ceritanya : Disebuah stasiun kereta bawah tanah dan didalam kereta ada seorang ayah bersama dua anaknya, umumnya yang namanya kereta bawah tanah disana para penumpangnya sangat tenang sangat jauh dari kericuhan. Namun saat itu suasana gerbong sangat gaduh dan ricuh. Ketika ada dua orang anak kecil yang berlarian dan membuat gaduh dalam gerbong itu sehingga membuat sebagian besar penumpang merasa tidak nyaman. Sedangkan ayah kedua anak tersebut membiarkan saja, anak – anaknya gaduh didalam gerbong. Sampai ada seorang penumpang yang mungkin merasa sangat terganggu dengan kegaduhan menegur orang tua anak itu “kenapa Anda membiarkan anak – anak anda berbuat ribut sehingga mengganggu kenyamanan para penumpang dikereta ini?”
Setiap orang yang ada di dalam kereta itu mengkin berfikir bahwa sang ayah memang orang yang tidak bisa mengurus anak – anaknya. Tapi apa yang dijawab oleh sang Ayang ketika ditegur oleh salah satu penumpang kereta itu, “Bagaimana saya dapat menghentikan kegembiraan mereka, sementara mereka tidak tahu kalau 2 jam yang lalu ibunya baru saja meninggal dunia.. dan saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dirumah nanti ketika mereka tahu kalau ibunya tidak bersama mereka lagi sekarang”. Sejenak suasana dalam kereta berubah menjadi ceria dan semua orang menghibur kedua anak tersebut setelah mendengar cerita sang Ayah.
Jadi sekelumit cerita tadi bisa menggambarkan tentang apa yang namanya paradigma, bahwa paradigma penumpang kereta yang menganggap bahwa si Ayah tidak bisa mengurus anak – anaknya sekejab berubah setelah mendengarkan penjelasan dari sang Ayah, apa jadinya suasana yang tercipta, apabila para penumpang tersebut tidak memperoleh kesempatan untuk mendengarkan penjelasan dari Sang Ayah…?
Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidak bisa mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir. Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma dengan pusat yang lain.
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan paradigma tersebut menghasilkan perubahan yang kuat. Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan orang lain.
“Mengabaikan kekuatan paradigma untuk mempengaruhi pendapat Anda berarti menempatkan diri Anda dalam risiko ketika menyelidiki masa depan.
Agar mampu membentuk masa depan, Anda harus siap dan mampu mengubah paradigma Anda”.
-JOEL ARTHUR BARKER-
Kita telah melihat bahwa pikiran adalah benda, dan bahwa kita menarik kepada diri kita realitas fisik yang mencerminkan pikiran kita. Jika kita memikirkan pikiran negatif, kita menarik orang-orang dan keadaan negatif. Jika kita memikirkan pikiran positif, kita menjadi magnet untuk orang-orang dan situasi positif.
Keberhasilan kita benar-benar bergantung pada kualitas, frekuensi dan intensitas pikiran kita. Jika kita tidak berhasil di suatu bidang, kita perlu menganalisis pikiran kita. Kita mungkin bekerja dengan gagasan, kebiasaan, praktek, sikap, nilai-nilai, keyakinan dan harapan-harapan yang kuno dan membatasi. Pola mental yang lama ini membuat kita tertahan dalam kekurangan dan keterbatasan, jadi kita harus menggantikan pemrograman lama yang negatif itu dengan pikiran-pikiran yang memungkinkan kita untuk menjadi, melakukan, memiliki semua yang tersedia bagi kita dalam hidup ini.
Prinsip Kekuatan Pola Pikir, menunjukkan kepada Anda bagaimana membebaskan pola-pola mental lama tersebut dan membangun pola yang baru, yang membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan dalam hidup ini.
Baca Juga : Tips Mengatasi Masalah Komputer
APA POLA PIKIR ANDA?
Pola pikir kita (kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat dan pola-pola pemikiran kita tentang diri kita sendiri, orang lain dan bagaimana kehidupan bekerja. Ini adalah saringan yang dengannya kita menafsirkan apa yang kita lihat dan alami. Pola pikir Anda membentuk kehidupan Anda dan menarik kepada diri Anda hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola pikir itu. Apa yang Anda percaya akan terjadi, benar-benar terjadi.
Kita mendekati, bereaksi dan pada kenyataannya menciptakan dunia kita berdasarkan pola pikir individual kita sendiri. Pola pikir kita memberitahu kita bagaimana permainan hidup ini harus dimainkan, dan mengatur apakah kita memainkannya secara berhasil atau tidak. Kita mungkin memiliki pola pikir, misalnya, yang memberitahu kita, “Kehidupan ini sangat keras dan aku harus berjuang hanya sekadar untuk hidup pas-pasan”. Atau kita mungkin memiliki pola pikir yang lebih positif, seperti “Aku punya kemampuan yang hebat dan orang-orang ingin bekerja sama denganku”.
Pikiran adalah magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir kita kepada kita adalah apa yang kita tarik, baik kita menyadarinya atau tidak! Jika Anda memiliki keyakinan bahwa, “Kehidupan ini sangat keras, dan aku harus berjuang hanya sekadar untuk hidup pas-pasan”, misalnya, Anda tidak perlu menyadari akan keyakinan itu untuk mengalami perjuangan dalam hidup Anda. Pada kenyataannya, jika Anda ingin melihat apa pola pikir Anda sebenarnya, Anda hanya perlu melihat hidup Anda dan hasil-hasil Anda. Hasil yang kita peroleh sesuai dengan apa yang kita yakini.
Jika kita tidak memeriksa pola pikir kita dan bertanya apakah pola pikir itu mendukung atau membatasi kita, kita beroperasi “secara otomatis”. Kita tidak lagi memilih keyakinan dan pola pikir kita, tetapi keyakinan dan pola pikir itu menyebabkan kita menjalani hidup dengan cara tertentu. Kita menciptakan pola pikir kita sendiri, tetapi pada saat yang sama, pola pikir kita menciptakan diri kita. Jika kita tidak mempertanyakan keyakinan yang menyebutkan bahwa “kehidupan ini sulit”, misalnya, kita akan terus berjuang bahkan tanpa mengetahui penyebabnya.
Kita semua memiliki keyakinan lama yang tersembunyi. Banyak dari keyakinan itu diperoleh pada masa kanak-kanak dan tidak lagi berguna bagi kita atau mendukung keberhasilan kita. Ketika Alice mulai memeriksa pola pikirnya, ia menyadari ia memiliki keyakinan bahwa “Uang berasal dari kedua orang tua saya”. Ketika ia masih kecil dan ingin es krim, mainan atau boneka, dari orang tuanyalah uang berasal. Ketika remaja, dari orang tuanyalah uang tunjangannya berasal. Ketika dewasa, ia sering menemukan dirinya dalam kesulitan finansial dan terpaksa meminjam sejumlah besar uang kepada orang tuanya.
Joel Arthur Barker menulis dalam Paradigms, “Mengabaikan kekuatan paradigma untuk mempengaruhi pendapat Anda berarti menempatkan diri Anda dalam risiko ketika menjajaki masa depan. Agar mampu membentuk masa depan, Anda harus siap dan mampu mengubah paradigma Anda”.
Pola pikir menggerakkan perilaku kita. Jika Anda ingin melihat pola pikir Anda sendiri dan keluarga serta teman-teman Anda, cobalah mengadakan permainan kartu dengan keluarga selama liburan. Kemungkinan besar orang-orang akan melakukan di sekeliling meja kartu apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka. Apakah beberapa orang bersikap jemu? Kompetitif? Santai? Apakah mereka ingin menyelamatkan muka atau bersikap tenang atau apakah mereka mengambil risiko menyinggung perasaan orang lain agar dapat mengendalikan dan mendominasi? Apakah mereka malu-malu atau menguasai? Bagaimana mereka memandang orang lain akan bertindak terhadap mereka? Apakah beberapa orang berpikir mereka akan dimanfaatkan atau dibuat tampak bodoh? Apakah mereka berpikir orang lain bodoh atau berperilaku buruk? Semua perilaku ini mencerminkan pola pikir tertentu, cara melihat diri sendiri, orang lain dan dunia.
Kita dapat mempercayai apa pun yang ingin kita percayai. Dan kita dapat menemukan banyak bukti untuk mendukung keyakinan atau pola pikir apa pun yang kita pilih, jadi kita juga dapat memilih keyakinan yang memperkuat kita dan menggerakkan kita untuk maju. Kita mulai berhasil ketika kita memahami bahwa kita mempunyai sebuah pilihan, karena, pada saat itu kita dapat memilih keyakinan yang membawa kita ke mana kita pergi. William James, bapak psikologi modern, berkata, “Yakinlah bahwa hidup Anda berharga, maka keyakinan Anda akan menciptakan faktanya”.
Agar berhasil, Anda perlu memahami pola pikir Anda. Anda harus membawanya ke tingkat sadar, memerhatikannya dengan baik dan melihat apakah ada sesuatu yang ingin Anda ubah. Jika tidak, keyakinan Anda yang tersembunyi akan mengendalikan Anda. Jika Anda tidak mengetahui pola pikir Anda, Anda tidak dapat melakukan apa pun terhadapnya.
Jika Anda ingin mengubah hasil-hasil Anda, Anda harus mengubah pola pikir Anda.
Pergeseran pola pikir berarti berubah dari satu pola pikir kepada pola pikir yang lain. Dalam Ilmu Sukses, ini berarti beralih dari satu pola pikir yang menghalangi keberhasilan ke cara berpikir yang mendorong dan menarik keberhasilan.
Ketika menggeser pola pikir Anda, Anda beralih ke sebuah permainan baru dan seperangkat aturan yang baru. Ketika permainan Anda dan aturan berubah, seluruh dunia Anda mulai berubah. Anda mulai mengeluarkan energi yang berbeda, sehingga Anda menarik jenis orang-orang dan situasi yang berbeda ke dalam hidup Anda. Ketika Anda mentransformasi pemikiran Anda, Anda mentransformasi dunia Anda. Oliver Wendell Holmes pernah berkata, “Pikiran manusia yang dibentangkan ke sebuah gagasan baru tidak pernah kembali ke dimensi asalnya”.
Banyak orang mengatakan mereka ingin mengubah hidup mereka. Mereka menghadiri ceramah pembicara motivasi atau membuat janji Tahun Baru dan menjadi sangat gembira dengan semua perubahan yang mereka lihat untuk diri mereka sendiri. Atau mereka pergi ke seminar atau membaca buku dan melihat bahwa mereka ingin mulai melakukan hal-hal secara berbeda. Mereka bahkan mungkin melakukan beberapa perubahan dalam beberapa minggu pertama. Tetapi kemudian energi mereka tampak berkurang. Antusiasme mereka merosot. Sebelum Anda mengetahui hal itu, mereka kembali ke dalam rutinitas lama mereka. Ketika ini terjadi, penyebabnya adalah mereka mencoba untuk memanipulasi akibat-akibat dari kehidupan mereka, dan bukannya mencari sebabnya. Mereka mencoba untuk mengubah hasil tanpa mengubah pola pikir mereka.
Untuk memberikan hasil yang dramatis dan permanen, Anda harus mengubah cara berpikir. Jika tidak ada pergeseran pola pikir, setiap perubahan atau perbaikan hanya akan bersifat minimal dan atau berjangka pendek.
Baca Juga : Karbohidrat
Gigih Melewati Masa Sulit
Amal
masih ingat betul kata-kata bosnya (pemilik perusahaan) ketika masih bekerja..
“Jangan sok idealis, anak buah kamu tetap akan berkerja karena mereka butuh
makan. Yang penting kamu awasi dan kontrol terus menerus agar mereka tidak
menjadi malas”. Kata pimpinannya dengan nada tinggi.
Penolakan dari bosnya ini sangat
membuatnya kecewa, karena waktu itu dia adalah manajer bagian produksi yang
membawahi paling banyak tenaga kerja, kurang lebih 1000 orang.
Sudah seringkali anak buahnya mengeluh tentang mekanisme ijin tidak masuk kerja, waktu istirahat, waktu beribadah dan kenaikan gaji. Kasus yang sering muncul adalah sulitnya proses ijin tidak masuk kerja khususnya kalau ada karyawan yang anggota keluarganya tiba-tiba sakit.
Sudah seringkali anak buahnya mengeluh tentang mekanisme ijin tidak masuk kerja, waktu istirahat, waktu beribadah dan kenaikan gaji. Kasus yang sering muncul adalah sulitnya proses ijin tidak masuk kerja khususnya kalau ada karyawan yang anggota keluarganya tiba-tiba sakit.
Selain tidak ada asuransi untuk
anggota keluarga, juga tidak ada perhatian dari perusahaannya terhadap keluarga
karyawannya. Bahkan apabila karyawan nekat membolos kerja, maka sangsinya
pemotongan gaji.
Menurut Amal, sistem yang buruk akan
berdampak pada pekerja sekaligus perusahaan, karena ketidaktenangan dan
ketidaknyamanan dalam bekerja akan membuat karyawan tidak fokus dan berpengaruh
terhadap kualitas pekerjaan.
Sudah lama Amal memendam perasaan
itu, sampai kesabarannya mulai habis dan berpikir untukj segera keluar dari
pekerjaannya. Sering Amal merasa heran sendiri kenapa bosnya menolak
pembaharuan sistem yang justru akan menguntungkan kedua belah pihak, baik
perusahaan maupun karyawannya.
***
Amal adalah seorang pemuda yang
memiliki keinginan untuk menjadi orang sukses yang kaya dan bermanfaat untuk
banyak orang. Perjalanan karirnya dimulai dengan menjadi seorang pekerja,
karena Amal merasa tidak punya modal untuk berusaha sendiri. Dia percaya bahwa
dengan bekerja baik dan tekun maka dia akan mampu mewujudkan cita-citanya,
yaitu memiliki karir yang bagus dan gaji yang tinggi. Cara pandangnya
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan keluarganya yang mendorongnya
untuk segera bekerja selepas dia kuliah.
Keluarga dan lingkungan Amal tidak
jauh berbeda dalam melihat pekerjaan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dimana sebagian besar keluarga dan lingkungan sosial mengajarkan “belajarlah
yang keras pada saat sekolah, capailah nilai dan rangking tertinggi, kemudian
dapatkan kerja yang terbaik dengan gaji yang besar”. Atau jadilah pegawai
negeri sipil (PNS), karena jadi PNS akan membuatmu mendapat gaji dan pensiun
seumur hidup. Itulah cara hidup terbaik.
Namun setelah melihat gaji PNS yang
tidak begitu besar, dan juga cara kerja PNS yang kurang profesional, Amal
berpikir kalau lebih baik dia kerja di perusahaan swasta yang bisa memberikan
gaji lebih besar dari PNS, juga dilihatnya pekerja diperusahaan swasta lebih
dinamis dan menantang.
Begitu selesai kuliah, amal melamar
pekerjaan di banyak perusahaan yang menurutnya cocok untuk meniti karirnya.
Akhirnya Amal diterima bekerja pada sebuah perusahaan textil.
Dia seorang pekerja yang baik,
loyal, aktif dan tekun. Jabatan kepala produksi yang di capainya setelah 5
tahun berkerja telah menunjukkan bahwa dia pada dasarnya adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk meraih prestasi dalam dunia kerja.
Awalnya dia cukup puas dengan apa
yang dikerjakan dan gaji yang dia dapatkan. Kemudian setelah 7 tahun bekerja,
dan posisinya sudah menjadi seorang manajer, barulah mulai muncul ketidakpuasan
dalam perjalanan hidupnya untuk mencapai cita-cita.
Ketika dulu dia masih menjadi staf
biasa, dia memimpikan untuk merubah suasana dan atmosfir kerja yang lebih
memberdayakan dan partispatif untuk semua karyawan. Dia percaya bahwa
gagasannya justru akan membuat perusahaan bisa lebih efisien dan efektif.
Sebagai staf biasa yang tidak memiliki wewenang apapun untuk mengambil
keputusan, dia tidak berdaya untuk merubahnya. Dia berharap setelah mendapat
jabatan penting akan mampu mempengaruhi kebijakan perusahaan dan melakukan perubahan.
jabatan penting akan mampu mempengaruhi kebijakan perusahaan dan melakukan perubahan.
Setelah 7 tahun bekerja, dia baru
sadar bahwa perubahan itu tidak mudah, karena bosnya (pemilik perusahaan)
adalah seorang pemikir tradisonal, dengan gaya manajemen masa lalu yang
cenderung otoriter dan lebih berorientasi pada keuntungan, dan hampir tidak
peduli dengan kesejahteraan karyawan.
Amal telah bekerja keras, penuh
loyalitas, serta sering lembur dengan menambah jam kerja untuk memberikan yang
terbaik untuk perusahaannya. Namun itu semua ternyata belum mampu meyakinkan
bosnya bahwa dia memiliki gagasan yang baik untuk merubah sistem kerja
perusahaan. Sekalipun seorang pengusaha, namun cara berpikir bosnya justru tidak
berkembang dan seringkali berorientasi jangka pendek dan takut akan
kebangkrutan.
Padahal menurut cerita, bosnya dulu
juga memulai dari nol untuk menjadi pengusaha besar. Memiliki kepribadian yang
menyenangkan, memiliki keberanian, keuletan dan ketekunan sampai perusahaannya
menjadi berkembang. Namun, dia tidak melihat sifat-sifat itu lagi di dalam diri
bosnya.
Akhirnya Amal mulai merasa menemukan
ketidaknyamanan dalam dunia kerja. Sampai tahun ke 8, dia masih bertahan, namun
perlakuan yang diterima dari bosnya justru semakin membuatnya merasa kecewa.
Gajinya tidak dinaikkan dan permintaanya untuk mengganti fasilitas mobilnya
juga ditolak, sudah 2 tahun terakhir ini gaji dan fasilitasnya tidak berubah.
Padahal dia merasa telah ikut
membesarkan perusahaan. Ketika dia baru masuk, tenaga diperusahaanya baru 400
orang. 5 tahun berikutnya sudah berkembang sampai 1000 orang, dan keuntungan
perusahaan telah meningkat pesat. Kalaupun selama 2 tahun terakhir perusahaan
menjadi stagnan, lebih dikarenakan bosnya tidak tanggap terhadap tuntutan
perubahan.
Dia merasa bahwa loyalitas dan
integritasnya telah dipahami secara salah oleh bosnya. Amal merasa diperlakukan
secara tidak adil. Bekerja secara loyal, tekun dan professional, serta mampu
membesarkan perusahaan, ternyata tidak secara otomatis menaikkan gajinya.
Karena gajinya masih tergantung dengan si Bos. Selama ini dia tidak begitu
menghiraukan, karena yang paling penting memberikan yang terbaik untuk
perusahaan, sambil berharap bahwa suatu saat bosnya atau perusahaannya akan
memberikan gaji yang sepadan.
Amal mulai merasa jauh dari
kesuksesan yang pernah diimpikannya, dan pendapatan yang dia terima semakin
tidak mencukupi kebutuhan bulanannya. Karena gaji 7,5 juta rupiah sebulan,
fasilitas mobil dan tunjangan lainnya, selalu habis setiap bulannya. Sebagian
besar gajinya digunakan untuk membatu adik-adiknya yang masih sekolah dan
kuliah. Dulunya dia bermimpi untuk membahagiakan orangtuanya, menaikkan haji
orang tuanya, dan masih banyak keinginan lainnya. Namun, impian itu sampai
sekarang belum tercapai.
Sebenarnya Amal sudah sangat
bersyukur kepada Tuhan dengan keadaannya sekarang, namun dia belum merasa
sukses. Dia merasa ada kelebihan-kelebihan energi lain dalam dirinya yang belum
dimanfaatkan sepenuhnya. Dia merasa terkekang oleh sistem kerja perusahaannya,
dan kurang memiliki aktualisasi lain yang bisa dikembangkan.
***
***
Pada suatu hari, setelah 8 tahun
penuh bekerja, dan mulai meragukan bahwa bekerja adalah jalan terbaik meraih
cita-citanya, Amal bertemu dengan seorang teman lamanya yang kebetulan semenjak
lulus kuliah langsung usaha. Usaha temannya terlihat belum besar namun ternyata
sudah memiliki keuntungan bersih rata-rata 10 juta per bulan.
Temannya ini tampak hidup bersahaja,
rajin beribadah, banyak menolong orang lain, sudah naik haji, berkeluarga dan
memiliki 2 orang anak. Karyawannya ada sekitar 20 orang dan tampaknya juga
rajin beribadah dan suasananya pun teduh dan nyaman. Dia membandingkan dengan
dirinya yang belum berkeluarga, belum punya rumah dan bahkan tidak memiliki
tabungan. Sekalipun setiap hari dia naik mobil bagus fasilitas perusahaan,
namun sebenarnya dia tidak lebih kaya dibandingkan dengan temannya yang
pengusaha itu.
Padahal 4 tahun yang lalu ketika dia
sudah menjadi kepala produksi, temannya ini masih biasa-biasa saja, bisnisnya
masih belum berjalan dan kehidupannya tampak pas-pasan, bahkan belum punya
sepeda motor. Namun, sekarang tampaknya seperti terbalik, usaha temannya itu
telah besar, menjadi kaya dan tampak menikmati pekerjaannya. Sementara dia
sendiri berangkat kerja jam 7 pagi, pulangnya jam 9 malam bahkan kadang sampai
jam 12 malam.
Dia tidak tahu persis bagaimana
temennya ini menjadi sukses, karena 3 tahun terakhir dia sudah jarang ketemu,
di mana Amal semakin sibuk dan temannya juga semakin sibuk.
Dari rasa tertarik akan kesuksesan
temannya, akhirnya Amal menjadi sering ketemu dan diskusi dengan temannya itu
tentang dunia bisnis dan enaknya menjadi pengusaha. Amal menemukan bedanya
hidup menjadi pekerja dan menjadi seorang pengusaha. Dan dari temenya itulah
kemudian dia mendapatkan sebuah buku tentang motivasi untuk menjadi seorang
yang sukses.
Buku yang diberikan pada dia itu
berjudul “Berpikir dan Berjiwa Besar” karangan dari DJ Scwartch. Buku itu mampu
memotivasi secara kuat untuk merubah jalan hidupnya, dengan berniat untuk
menjadi pengusaha.
Yang paling menarik setelah membaca
buku itu, adalah kata-kata mutiara “kalau kau yakin bisa sukses, maka kau akan
suskes”. Kesuksesan anda diukur oleh seberapa besar keyakinan anda terhadap
kesuksesan itu sendiri.
Dalam waktu yang tidak lama kemudian
Amal memutuskan untuk menjadi pengusaha, dan segera mengajukan permohonan
mundur dari pekerjaannya. Bosnya sangat terkejut dan kaget dengan keputusannya,
dan berharap bahwa Amal tidak mengundurkan diri, menawarkan gaji yang lebih
tinggi dan fasilitas yang lebih baik. Namun Amal tidak perduli lagi, sudah
terlalu lama dia bersabar, dan merasa sudah mantap dan yakin untuk keluar dari
perusahaannya dan membangun usaha sendiri.
Apakah kemudian Amal langsung menjadi pengusaha sukses ????
Apakah kemudian Amal langsung menjadi pengusaha sukses ????
***
*** ***
Pada awalnya Amal begitu meyakini
bahwa bisnisnya akan segera berjalan dan menguntungkan setelah 1 tahun
berjalan. Namun ternyata setelah 2 tahun bisnisnya berjalan, terbukti dengan
jelas bahwa usaha sendiri ternyata tidak semudah dan secepat yang dibayangkan
sebelumnya. Tidak seperti yang digambarkan oleh buku-buku yang pernah
dibacanya. Bahkan usaha yang didirikannya cenderung merugi dan seakan-akan
sedang menuju kebangkrutan dari pada keberhasilan.
Dia tidak lagi mampu membantu biaya
sekolah adiknya, yang untungnya tinggal satu orang karena adiknya yang 1 lagi
sudah selesai kuliah. Cicilan rumah yang terlanjur dia beli saat dia masih
bekerja, juga tidak sanggup lagi dia teruskan, sebesar 2,5 juta setiap
bulannya.
Bisnis yang dikembangkan oleh Amal
adalah beternak sapi (pembesaran/penggemukan sapi). Dengan cara membeli sapi
yang kecil atau bibit sapi kemudian dipelihara sekitar 3 sampai 4 bulan
kemudian dijualnya. Hasilnya sebenarnya cukup menguntungkan, karena banyak
pengusaha ternak sapi lain yang sudah sukses. Dia memilih beternak sapi karena
mengetahui bahwa daging sapi sebagian besar besar masih impor, sehingga dia
melihat bisnis ini cukup menguntungkan untuk jangka panjang. Didukung kondisi
perekonomian yang semakin membaik dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat
yang akan membuat konsumsi daging juga meningkat.
Setelah berjalan 2 tahun, dan tidak
menemukan tanda-tanda keberhasilan dalam bisnisnya, Amal mulai ragu dan
gelisah. Mulai muncul pertanyaan dari dalam dirinya. Apakah saya benar-benar
mampu untuk menjadi pengusaha? Apakah benar-benar diperlukan “bakat” untuk
menjadi pengusaha? Apakah saya telah gagal? Perlukah saya untuk ganti dari
bisnis peternakan sapi ke bisnis yang lain? Ataukah saya harus kembali menjadi
pekerja?
Sekitar 4 bulan lamanya Amal
terjebak dalam kondisi itu, antara terus bisnis atau dia perlu mengambil jalan
lain. Logika dan nalarnya benar-benar mengalami kebuntuan dan tidak mampu lagi
mencari jalan terbaik apa yang perlu segera dilakukan.
Bisnisnya memang masih berjalan,
tetapi dari 15 sapi yang semula dipelihara tinggal menjadi 8 sapi, yang
keuntungannya tidak mampu lagi menutup operasionalnya dan gaji tenaganya. Belum
lagi kalau tiba-tiba sapinya ada yang kena penyakit yang semakin memperbesar
pengeluarannya. Dan yang lebih penting adalah cicilan hutang yang harus dia
bayar tiap bulannya, karena telat sedikit akan langsung dikejar-kejar pihak
Bank.
Pengalaman menemui kesulitan bisnis
sendiri yang baru pertama kali dia temui, benar-benar menimbulkan keraguan yang
mendalam. Dia merasa tidak percaya diri, bahkan rendah diri, malu keluar rumah,
malu ketemu teman-teman lamanya, bahkan malu bertemu dengan keluarganya, karena
dirinya sudah tidak bisa membantu keluarga lagi. Dia merasa malu, karena merasa
telah gagal dan tidak ada yang perlu dibanggakan lagi.
Ketika masalah ini dia ceritakan
pada teman-teman lamanya yang masih bekerja, mereka menyalahkan dan menyesalkan
kenapa Amal harus keluar kerja. Berbagi dan ngobrol dengan teman-temannya yang
pekerja justru membuat Amal semakin frustasi dan tidak tahu jalan mana yang
harus diambil.
Dia teringat ketika baru akan
memulai usaha, betapa saudara dan orangtuanya sangat menentangnya. Mereka
menentang keinginan Amal untuk berhenti bekerja, dan membuka usaha sendiri.
Keluarganya menganggap bahwa usaha sendiri itu penuh dengan resiko. Ya kalau
lancar, kalau bangrut siapa yang menanggung??? Bahkan keluarganya mencontohkan
orang-orang disekitar mereka yang berusaha sendiri, dan sekarang bangkrut.
Dia merasa dalam kondisi yang
benar-benar sulit. Di dalam dirinya selalu muncul pertanyaan yang sulit
dijawabnya, haruskah dia berhenti wirausaha, dan kembali menjadi pekerja???
***
*** *** ***
Untunglah Amal masih memiliki
seorang teman yang pengusaha, yang mampu dan mau memotivasinya dia untuk
terus bertahan dalam usahanya. Dia menemui lagi temannya itu, dan semakin
merasa kagum karena temennya ini, karena usahanya semakin besar saja,
bahkan keuntungan bersih rata-rata setiap bulan sudah mencapai 20 juta rupiah.
Temannya itu bernama Alam.
Melihat Amal menghadapai masalah
dalam merintis usahanya, maka Alam sebagai pengusaha yang sukses merintis dari
nol, berusaha untuk membagikan pengalamannya kepada Amal. Alam mengatakan bahwa
setiap kita ingin menaiki tangga kesuksesan, maka diperlukan sebuah perjuangan,
dan harus berani melewati kegagalan.
Alam bercerita bahwa dirinya juga
mengalami hal yang sama di awal usahanya, sampai 3 tahun berjalan, usaha si
Alam tidak menghasilkan keuntungan yang memadai, bahkan untuk beli makan
sehari-hari tidak cukup.
“Rizki itu milik Allah SWT, tugas
kita hanya menjemputnya dengan usaha kita”, kata Alam kepada Amal. “Ketika
usaha kita belum memberikan hasil, maka bersabarlah, karena disetiap kesulitan
itu ada kemudahan.” Alam menjelaskan begitulah Al Quran mengajarkan pada kita.
Setiap keinginan kita untuk suskes
dalam usaha dunia, dibutuhkan pengetahuan dan cara mendapatkannya. Kalau kita
sudah mampu menguasainya, maka dengan sendirinya kesuksesan bisnis akan begitu
mudah kita dapatkan. Namun, semua itu butuh proses dan pembelajaran, sampai
kemudian kita menemukan titik di mana usaha yang kita bangun menghasilkan
keuntungan seperti yang diharapkan.
Sebagaimana orang sekolah, maka
untuk naik kelas saja kita harus melewati test dan ujian. Barangkali kita tidak
lulus test atau ujian, atau kita lulus dengan nilai jelek, tetapi kalau kita
selalu bersungguh-sungguh, tekun dan ulet, maka lama-lama kita akan menjadi
orang yang semakin pintar. Apalagi dalam dunia bisnis, yang tidak mengenal
kelas dan siapa guru dan pengujinya.
Alam menceritakan dengan panjang
lebar, dan menyarankan Amal untuk mebaca buku-buku yang berisi tentang motivasi
bisnis lainnya. Seperti buku berjudul “Rich Dad Poor Dad” karya Robert T
Kitosaki, buku “Emotional Spiritual Quation (ESQ)” karya Ari Ginanjar Agustian,
“Menjadi Kaya dengan Cara Anda Sendiri” karya Brian Tracy, “Huku Sukses” karya
Napolion Hill dan lain-lain. Juga buku-buku biografi para pengusaha sukses.
Alam mendorong Amal untuk memanfaatkan salah satu buku-buku tentang sukses
bisnis, untuk membuka wawasan yang lebih luas tentang proses pembangunan
bisnis.
Alam juga mengajak Amal untuk
mendalami agama, dengan memberikan Amal buku-buku agama. Alam bercerita bahwa
mendalami agama dan mengamalkannya justru akan membuat hidup lebih tenang dan
lebih bahagia. Agama akan menjadikan kita menjadi manusia yang bisa menguasai
dunia, bukan manusia yang dikuasai dunia.
Berbagi pengalaman dengan Alam yang
berlatang belakang pengusaha, ternyata mampu membangkitakan motivasi dan
membuka inspirasi. Beberapa kali Amal bertemu dengan Alam. Dia belajar banyak
darinya sehingga dia semakin kuat untuk terus mempertahankan bisnisnya, terus
focus dan menganggap kesuksesan adalah sebuah proses, dan kegagalan adalah hal
yang wajar ditemui oleh orang-orang yang ingin mencapai kesuksesan yang lebih
tinggi.
Dia sadar, untuk meneruskan
bisnisnya, dia tidak lagi punya modal dan hanya meninggalkan sedikit asset,
bahkan dia memiliki hutang yang mulai tidak mampu dicicilnya. Namun dia tidak
mau terjebak terus menerus dalam kekalutan dan kefrutasian, dan ingin segera
kembali focus untuk menjalankan usahanya. Tidak ada jalan lain, resiko harus
diambil, biarlah menjadi miskin kembali, namun tidak boleh kehilangan semangat
dan berhenti di tengah jalan. Jalan panjang masih terbuka di depannya. Orang
sukses adalah orang berani ambil resiko secara aktif.
***
*** *** *** ***
Setelah mengkalkulasi dan
menganalisa semua masalah dan kebutuhannya, maka Amal memutuskan untuk menjual
rumahnya, satu-satunya sisa hasil dari 8 tahun bekerja, yang belum lunas
cicilannya. Dia berprinsip dulu tidak punya apa-apa, sekarang pun wajar kalau
tidak punya apa-apa. Yang penting masih punya semangat untuk maju menjadi
sukses dan bermanfaat untuk orang lain.
Semangat itu pula yang mampu
mengalahkan gaya hidup dia yang sudah terlanjur tinggi. Dulu, ketika dia masih
bekerja, kemana-mana bawa mobil dan di dompetnya selalu ada uang minimal 200
ribu, kurang dari itu dia merasa tidak punya uang. Sekarang dia banting setir,
kemana-mana bawa sepeda motor, di dompetnya tidak lagi banyak uang,
kadang-kadang hanya uang 10 ribu yang hanya cukup untuk beli bensin, atau
bahkan tidak bawa uang sama sekali.
Dari pada selalu mengenang pekerjaan
masa lalu, Amal memilih untuk tetap fokus dengan usahanya. Dia tidak perduli
berapa uang yang ada didompetnya, yang paling penting bagaimana usahanya tetap
bisa berjalan lagi.
Bukan berarti masalah kemudian
selesai dengan dia kembali ke fokus usahanya. Bahkan masalah yang lebih rumit menghadang,
salah satu sapinya yang siap untuk dijual, tiba-tiba sakit dan mati. Namun
semua itu telah mampu disikapinya dengan cara yang berbeda.
Pernah suatu saat, dia kehabisan
uang setelah membayar gaji tenaganya dan melunasi beberapa tagihan.. Bahkan sekedar
uang 5 ribu rupiah untuk untuk beli makanpun tidak ada. Dia merasa malu kalau
harus meminjam kepada teman atau saudaranya. Akhirnya dia memilih untuk menhan
rasa laparnya, sekaligus menguji dirinya sendiri bahwa rizki milik Allah yang
Maha Kuasa. Dia yakin bahwa Allah mengatur rizki setiap mahluknya.
Setelah hampir satu hari penuh dia
tidak makan, datanglah pertolongan Allah, di mana tiba-tiba salah seorang
temannya menelpon dia untuk datang kerumahnya. Anak dari temannya itu sedang
ulang tahun, banyak makanan sisa acara ulang tahun yang cukup banyak. Mulai
makanan besar sampai makanan ringan. Temannya itu ingin agar Amal mengambil
makan dan roti yang ada di rumahnya yang cukup banyak, dan temannya khawatir
kalau roti-roti itu mubadzir. Subhanallah, Allahuakbar,
alhamdulillahirobbil’alamin, demikian Amal memuji Allah SWT.
Sekalipun kejadian tersebut bukan
sesuatu yang besar, namun menambah keyakinan Amal, bahwa manakala sudah sampai
pada saatnya dia mendapatkan rizki, maka rizki itu akan datang juga. Pengalaman
kecil, namun membuat dirinya semakin sadar bahwa betapa kecilnya kita di
hadapan Allah SWT. Perenungan seperti itu tidak dia dapatkan ketika dia masih
bekerja, yang setiap bulannya hampir bisa dipastikan mendapat bayaran.
Seakan-akan rizki dating dari perusahaan bukan dari Tuhan. Berbeda ketika dia
usaha sendiri, bahwa untuk mendapatkan uang yang jumlahnya kecil saja
seakan-akan serba tidak pasti.
Lama-lama Amal semakin religius, dan
semakin suka mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dia merasa bahwa apa yang dia rasakan sekarang ini adalah hidayah dari Allah.
Dia sadar bahwa ketika seseorang mengalami masa-masa sulit seperti dirinya,
maka bisa saja orang akan lari ke hal-hal yang bersifat klenik atau syirik,
atau ke dukun misalnya. Atau bahkan terjebak pada pelarian mencari kesenangan
sesaat, minum-minum, bermain judi dan kesenagan lainnya. Untuk itulah dia
mensyukuri hidupnya yang justu merasa semakin dekat dengan agama.
Perubahan dalam dirinya ini, mulai
dia rasakan membawa dampak yang cukup besar dalam menjalankan usahanya.
Ketenangan dalam melihat dan menyikapi setiap masalah memunculkan kreatifitas
yang luar biasa.
Ide-ide cerdas segera bermunculan,
seperti membuat formula makanan sapi yang membuat kotoran sapi tidak lagi
berbau menyengat, memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan pupuk kandang,
membuat kolam ikan yang memanfaatkan kotoran sapi muda sebagai pakan ikan dan
kreatifitas lainnya. Kreatifitasnya yang sederhana dan mudah diterapkan,
menambah pendapatan bisnisnya.
Usahanya memang tidak serta merta
lancar dan mendapat keuntungan besar. Namun jalan menuju sukses bisnis telah
terbuka lebar, keyakinannya begitu kuat tertanam dalam dirinya, dan menganggap
kesuskesan bisnis hanyalah masalah waktu, kalau kita mau tekun, ulet dan sabar.
Amal mengembangkan visi usahanya, tidak lagi sekedar untuk mencari keuntungan,
namun juga membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan menjadikan usahanya
tidak hanya tempat mencari nafkah namun juga tempat untuk belajar.
Amal juga pernah kehabisan modal
untuk mempertahankan usahanya, tidak bisa pinjam ke Bank, karena tidak punya
jaminan. Dan tidak memiliki akses peinjaman ke tempat lain. Dulunya,
kadang-kadang Amal pinjaman ke rentenir, namun karena bunganya terlalu tinggi,
dia tidak mau lagi pinjam ke rentenir. Usahanya untuk terus mencari sumber
modal akhirnya menemukannya dengan seorang investor. Amal menawarkan keuntungan
bagi hasil, dan disetujui oleh investornya.
Amal benar-benar mulai memahami
bahwa untuk bisnis sendiri tidak tergantung pada besarnya modal uang. Karena
dia bangkit lagi membangun usahanya yang bangkrut di saat kehabisan modal dan
menanggung sejumlah hutang.
Setelah menemukan bentuk ketenangan,
semangat dan keyakinan baru dalam hidupnya, mulai muncul keinginan diri dalam
diri Amal untuk menikah. Dulu ketika dia masih mendapatkan gaji 7 juta per
bulan dia merasa bahwa uang sebesar itu belum cukup untuk menikah, karena dia
merasa belum memiliki rumah sendiri (rumahnya masih cicilan). Namun sekarang
ketika pendapatannya tidak pasti, tidak punya rumah dan tidak punya mobil,
justru dia menemukan bentuk keyakinan baru, bahwa rizki adalah milik Allah yang
Maha Kaya lagi dermawan.
Kebahagiaan hidup berkeluarga
bukanlah terletak pada berapa banyak harta yang dimiliki, namun seberapa jauh
keluarga kita mampu mendekatkan diri kepada Allah dan mampu saling mencintai
karena Allah.
Amal tidak ingin mencari istri dengan berpacaran, namun berusaha dengan cara yang telah diajarkan agama. Dia teringat ucapan seorang temannya, bahwa cinta itu milik Allah SWT. Tugas manusia adalah menjemput cinta itu. Allah bisa memberikan rasa cinta dalam hati setiap manusia, dan sekaligus merubahnya menjadi rasa benci, karena Allah yang menggenggam hati setiap manusia.
Amal tidak ingin mencari istri dengan berpacaran, namun berusaha dengan cara yang telah diajarkan agama. Dia teringat ucapan seorang temannya, bahwa cinta itu milik Allah SWT. Tugas manusia adalah menjemput cinta itu. Allah bisa memberikan rasa cinta dalam hati setiap manusia, dan sekaligus merubahnya menjadi rasa benci, karena Allah yang menggenggam hati setiap manusia.
Maka, barangsiapa dalam menjalankan
kehidupan cintanya sesuai dengan aturan dan kehendak Allah, maka Allah SWT akan
menambahkanya sebagai sebuah nikmat. Namun apabila dalam kehidupan
percintaannya melanggar aturan-aturanNYA, maka sungguh dia akan celaka
dunia-akherat. Dia akan tertipu oleh kesenagan dunia yang mengasyikkan namun
tidak membahagiakan. Dia akan tersesat, tanpa merasa bahwa dirinya tersesat,
dan menganggap dirinya telah berada pada jalan yang benar. Cintanya akan
terombang ambing diantara keinginan dan nafsu.
Amal tidak tahu pasti kapan maksud
dan tujuan hidup yang lebih mendalam seperti itu mulai begitu mudah dia terima.
Selama ini dia merasa agama dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga ibadahnya
tidak karuan, dan kehidupannya pun kacau, jauh dari ketenangan. Yang ada dalam dirinya
adalah ambisi-ambisi yang lahir dari keserakahan terhadap kesenangan dan
kepuasan keduniaan.
***
*** *** *** *** ***
Memang bisnis membutuhkan waktu dan
proses untuk mencapai kesuksesannya, dan begitulah hukum dunia ini di tetapkan.
Pohon mangga tidak bisa langsung berbuah, namun berproses dari kecil dan secara
bertahap melewati siklusnya sendiri sampai bisa berbuah. Di tanah yang tepat
dan mendapat sinar matahari dengan baik, pohon mangga itu akan mudah tumbuh dan
berkembang, akar-akarnya akan mengembang secara kuat sehingga tidak mudah
tumbang oleh hempasan badai. Pada saatnya kemudian akan mulai berbunga dan
berbuah, mula-mula buahnya sedikit lama-lama menjadi banyak. Buahnya yang enak
dan daunnya yang rindang akan memberi banyak manfaat.
Dalam sebuah bukunya Brian Tracy
ditulis, bahwa untuk menjadi pengusaha atau orang disebut berpengalaman dalam
usaha, adalah setelah dia menjalani usahanya yang terfokus selama 5 sampai 7
tahun. Upaya untuk mempercepatnya (mempersingkatnya) hanya akan menghasulkan
kesia-siaan, membuat struktur usaha menjadi rapuh. Setelah 5 sampai 7 tahun,
maka akan mulai muncul kemampuan sesungguhnya dalam menjalankan usahanya.
Setelah berjalan sekitar 6 tahun,
sekarang bisnis Amal sudah semakin besar, jumlah sapinya sudah mencapai 200
ekor, dan tenaga kerjanya sudah mencapai 10 orang. Sebulan Amal mendapat
keuntungan bersih 15 juta rupiah, setelah dikurangi operasional dan bagi hasil
dengan investornya. Dia sudah menyiapkan beberapa rencana pengembangan
bisnisnya agar menjadi semakin besar.
Suatu saat Amal bertemu dengan
mantan bosnya, dan tahu bisnis bosnya hampir bangkrut. Tenaga kerja hanya
tinggal sekitar 100 orang, dan tampaknya sudah berada pada ujung kebangkrutan.
Amal tahu dari teman-temannya bahwa semenjak dirinya keluar, perusahaan mulai
banyak masalah. Perusahaan sering rugi dan tidak mampu membayar hutang-hutang
perusahaan. Di tambah lagi bisnis tekstil yang lagi lesu karena serbuan tekstil
impor dari Cina.
Namun menurut Amal masalah mantan
bosnya semakin parah karena perilaku bosnya sendiri yang kehilangan jiwa
kewirausahaannya (entrepreurship) ketika berada dipuncak kesuksesannya. Menjadi
takut pada resiko menjadi bangkrut dan miskin, takut mencoba sesuatu yang baru
karena takut salah. Terjebak pada kepuasaan akan hasil sehingga membuatnya
berorientasi jangka pendek, dan tidak memiliki pikiran dan rencana jangka
panjang. Dan kehilangan naluri bisnisnya sehingga tidak mampu beradaptasi
dengan perubahan.
Amal merasa kasihan dengan mantan
bosnya, karena kehidupannya sangat kacau dan jauh dari agama. Setiap malam
berfoya-foya, memburu kesenangan dunia malam dan selalu pulang ke rumah dalam
kondisi kelelahan. Rumah tangganya pun kacau, dan tidak ada lagi kejururan
dalam rumah tangganya. Ingin sekali suatu saat, Amal bisa menolong mantan
bosnya, agar segera kembali ke jalan yang lurus dan bangkit lagi menjadi
pengusaha yang lebih baik dan bermanfaat.
Kesuksesan Amal memang belum
setinggi yang pernah dicapai oleh mantan bosnya. Namun dia yakin bahwa seiring
perjalanan waktu, dia akan mampu melampauinya.
Amal menjadikan kebangkrutan bosnya
sebagai pelajaran yang sangat berharga, khususnya ketika seseorang sedang
berada tangga kesuksesan, agar tidak mudah lupa diri. Kita perlu selalu
memperbaiki diri kita dan menyelaraskan dengan perubahan. Apa yang kita anggap
sukses saat ini, belum tentu, bahkan seringkali tidak bisa menjadi acuan sukses
untuk tahun-tahun berikutnya.
Dunia selalu berubah sekalipun ada
yang tampaknya selalu sama, seperti matahari yang selalu muncul dari timur dan
tenggelam ke arah barat. Namun sadarkah kita bahwa setiap hari ada manusia yang
mati dan ada pula anak yang baru lahir. Kemampuan untuk membaca dan memahami
perubahan akan banyak membantu kita melewati hidup ini dengan lebih manfaat dan
lebih cerdas.
Baca Juga : USB Flashdisk Tidak Terbaca
Baca Juga : USB Flashdisk Tidak Terbaca