Berhenti Merokok

by hdnetz , at 09.02.00 , have 0 komentar

survei membuktikan: KEINGINAN KUAT SAJA tidak cukup
untuk berhenti merokok

Dokter dan perokok perlu pengobatan baru untuk
berhenti merokok yang lebih efektif

JAKARTA, 30 Desember 2007 – Para perokok yang pernah mencoba berhenti pasti paham betul bahwa berhenti merokok bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Banyak perokok yang ingin berhenti merokok hanya dengan mengandalkan motivasi diri sendiri dan lingkungan serta berbagai metode alternatif, ternyata gagal dan kembali merokok. Hal ini terungkap dalam semiloka tentang alternatif berhenti merokok yang diadakan hari ini di Jakarta oleh PT. Pfizer Indonesia dengan menampilkan Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K), spesialis penyakit paru, sebagai pembahas utama. 
Sulitnya berhenti merokok ini ditunjukkan oleh sebuah survei berskala internasional yang dilakukan Pfizer Inc. yaitu studi SUPPORT (Smoking: Understanding People’s Perceptions, Opinions and Reactions to Tobacco). Hasil survei ini memperlihatkan bahwa 56% responden yang sedang dalam proses berhenti merokok berpendapat bahwa berhenti merokok adalah hal tersulit yang pernah mereka lakukan. Kebanyakan perokok percaya bahwa keberhasilan dalam upaya berhenti merokok terutama terletak pada kuatnya keinginan dari diri si perokok itu sendiri. Namun ternyata hasil survei membuktikan bahwa keinginan kuat saja tidak cukup untuk berhenti merokok. Lebih dari setengah responden pernah mencoba untuk berhenti merokok setidaknya tiga kali dan 80% di antara mereka yang gagal tersebut hanya mengandalkan keinginan yang kuat saja.
Sulitnya berhenti merokok ini tidak dapat dipisahkan dari sifat adiktif yang dimiliki nikotin. Berbagai studi menunjukkan bahwa nikotin memiliki efek candu yang setara dengan obat-obatan ‘keras’ seperti heroin atau kokain. Pernyataan ini semakin diperkuat oleh hasil survei STOP (Smoking: The Opinion of Physicians) yang juga dilakukan oleh Pfizer Inc., dimana hampir semua dokter sepakat bahwa merokok merupakan sebuah perilaku adiktif dan 81% menganggap kebiasaan ini sebagai masalah kesehatan kronis yang berulang. Di antara para dokter tersebut, 71% berpendapat bahwa merokok harus diklasifikasikan sebagai masalah kesehatan dan 64% percaya bahwa dengan diklasifikasikannya merokok sebagai masalah kesehatan, maka perokok akan semakin terdorong untuk berhenti.
Sedikit berbeda halnya di Indonesia, dimana dokter menganggap merokok merupakan kebiasaan buruk semata. Mereka belum menganggap rokok sebagai masalah kesehatan yang ‘urgent’ dan hanya memulai diskusi tentang rokok bila menghadapi kasus penyakit yang terkait dengan rokok, misalnya bronkitis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), alergi saluran nafas dan penyakit jantung.Tugas ini menjadi lebih sulit karena pasien biasanya tidak mengakui bahkan menyangkal bahwa mereka adalah perokok. Pasien pun cenderung untuk menolak ditanya lebih jauh oleh dokter mengenai riwayat merokok pada awalnya.
Berdasarkan Varenicline Asian Consumer Research pada populasi Asia, termasuk Indonesia, yang didukung oleh Pfizer Inc. pada akhir tahun 2006 lalu, jumlah perokok di Indonesia mencapai 68,8% dari total populasi pria. Mayoritas telah merokok secara terus menerus setidaknya selama 11 tahun, dan setiap harinya menghabiskan rata-rata 11 batang rokok atau lebih. Bahkan, setengah dari responden menyatakan mereka biasa menghabiskan 11-20 batang rokok per hari.
“Merokok sudah dianggap hal biasa dan di Indonesia kita dapat dengan mudah menemukan orang yang merokok di tempat publik. Padahal, saat seseorang menghirup asap rokok, maka ribuan zat kimia berbahaya ikut pula masuk ke dalam saluran pernapasannya. Zat kimia berbahaya tersebut terdiri dari kurang lebih 4000 zat kimia, 60 diantaranya dapat menyebabkan penyakit paru dan jantung. Zat tersebut antara lain nikotin yang bersifat adiktif, tar yang bersifat karsinogen dan racun seperti karbon monoksida,” jelas Dr. Menaldi Rasmin, SpP(K) tentang bahaya merokok.
Saat ditanya kepada para responden di Indonesia tentang apa yang didapat dari merokok, lebih dari setengah menjawab bahwa merokok memberikan rasa nikmat dan kebanyakan dari mereka merokok untuk relaksasi, untuk menghabiskan waktu, dan membantu mengurangi stres. Beberapa orang mengatakan bahwa merokok juga membantu memperbaiki mood dan ada anggapan bahwa pria merokok itu menarik di mata wanita.
Rata-rata satu dari tiga orang perokok di Indonesia sangat ingin berhenti merokok. Dari seluruh responden yang diwawancarai, 30% di antaranya pernah mencoba secara serius untuk berhenti merokok setidaknya satu kali dalam periode satu tahun belakangan, dan sisanya pernah mencoba berhenti setidaknya satu kali dalam periode 5 tahun belakangan.
”Karena sulit untuk berhenti merokok, banyak orang yang memutuskan untuk hanya mengurangi jumlah rokok yang mereka hisap dalam sehari. Namun, meski hanya menghisap satu batang per hari pun, rokok tetap berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk meningkatnya risiko penyakit jantung,” lanjut Dr. Menaldy Rasmin, SpP(K). “Ada juga yang memilih untuk menghisap rokok rendah tar dan rendah nikotin. Namun mereka akhirnya menghisap rokok dalam jumlah lebih banyak, menghirup lebih dalam dan lebih sering, untuk mendapatkan dosis nikotin yang sama banyaknya dengan rokok biasa.” Sebenarnya tidak ada studi yang menunjukkan bahwa risiko kanker paru menjadi lebih rendah ketika menghisap rokok ‘putih’ atau rokok rendah tar.
Keuntungan berhenti merokok
Tidak banyak yang tahu bahwa ketika seseorang berhenti merokok, terjadi berbagai perubahan pada tubuh. Jika ditilik secara jangka pendek, bahkan hanya dalam waktu 20 menit setelah rokok yang terakhir, terjadi penurunan tekanan darah dan detak jantung. 8 jam berikutnya akan terjadi penurunan kadar karbonmonoksida pada darah dan peningkatan kadar oksigen menjadi normal. Lebih baik lagi, 24 jam setelah rokok terakhir akan terjadi penurunan risiko serangan jantung.
Sementara itu, secara jangka panjang, perbaikan-perbaikan yang terlihat setelah berhenti merokok akan menjadi lebih nyata. Paling tidak selama 2 minggu – 3 bulan setelah rokok terakhir, fungsi paru akan meningkat dan sirkulasi darah akan membaik. Satu tahun setelahnya risiko penyakit jantung koroner berkurang 50% dibanding perokok. Bahkan risiko stroke akan sama dengan orang yang tidak pernah merokok lima tahun setelahnya. Dan mereka yang berhasil berhenti merokok hingga 15 tahun lamanya patut berbangga hati karena risiko penyakit jantung menjadi sama dengan orang yg belum pernah merokok sebelumnya.

Pilihan pengobatan terbaru
Hanya sedikit perokok yang berkonsultasi ke dokter, karena merasa berhenti merokok murni menjadi tanggung jawab pribadi. Padahal lingkungan dan dokter bisa sangat mempengaruhi dan membantu keberhasilan dalam upaya berhenti merokok. Namun pada kenyataannya, dokter seringkali mengalami hambatan dalam memberikan solusi tepat bagi perokok yang ingin berhenti. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak adanya pilihan pengobatan yang efektif seperti pada pengobatan tekanan darah tinggi atau hiperkolesterolemia.
“Pengobatan berhenti merokok yang saat ini tersedia umumnya berbentuk terapi pengganti nikotin dalam bentuk permen, plester, dan semprot hidung. Prinsip kerjanya adalah memberikan nikotin dalam dosis kecil secara bertahap sehingga mengurangi gejala ketergantungan yang sering dirasakan oleh orang yang sedang berusaha berhenti merokok (withdrawal symptoms),” jelas Dr. Irawan Rustandi, Medical Director PT Pfizer Indonesia. ”Survei terhadap perokok di Indonesia menunjukkan 50% perokok menginginkan pengobatan baru yang lebih efektif sehingga menambah peluang keberhasilan. Jawaban yang sama diberikan oleh dokter, di mana 81% di antaranya menginginkan adanya obat yang lebih efektif bagi pasien yang ingin berhenti merokok,” lanjutnya lagi.
Memang dibutuhkan lebih dari sekedar motivasi yang kuat dari si perokok maupun lingkungan sekitarnya untuk dapat melepaskan diri dari bahaya merokok. Untuk itu, PT. Pfizer Indonesia akan segera menghadirkan sebuah solusi terbaru yang melalui beberapa penelitian telah terbukti secara medis dapat membantu berhenti merokok. Berbeda dengan obat-obat lain yang terlebih dahulu beredar, obat ini tidak mengandung nikotin. Selain itu, obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter ini telah mendapatkan persetujuan dari BPOM Indonesia pada kwartal pertama tahun 2007 ini. PT. Pfizer Indonesia akan secara resmi segera meluncurkan solusi untuk mengatasi masalah merokok ini di Indonesia. Hadirnya solusi terbaru ini diharapkan dapat membantu para dokter menangani pasiennya terbebas dari kecanduan merokok.
--000--





















INDIKATOR

Indikator dari permasalahan ini adalah karena saya menyadari betapa pentingnya manfaat berhenti merokok yaitu diantaranya :
-                Kesehatan yang lebih baik
Kesehatan adalah asset yang paling berharga . Risiko-risiko kesehatan akibat merokok sebenarnya disebabkan oleh bahan-bahan lain yang ditemukan dalam rokok anda . Berikut ini dampak dan risiko penyakit akibat rokok :
1.      Kanker paru-paru,kanker mulut,kanker usus, kanker ginjal, kanker mulut rahim,kanker darah, kanker pankreas, kanker tenggorokan dan kanker kandung kemih.
2.      Penyakit jantung : serangan jantung dan stoke.
3.      Gangguan saluran pernafasan.
4.      Gangguan kehamilan dan persalinan.
5.      Luka lama sembuhnya,tulang pinggul retak, densitas tulang yang rendah,dan katarak .

Tahukah Anda ? Ketika anda stop merokok, risiko anda terkena penyakit-penyakit akibat merokok bisa menurun drastis . Nikmatilah dan buktikan sendiri manfaat jika Anda stop merokok sekarang juga .









PEMBAHASAN

            Bagi perokok, merokok adalah bagian dari rutinitas sehari-hari bahkan menjadi suatu kebiasaan . Banyak hal yang dapat memicu seseorang untuk merokok . Salah satu penyebabnya adalah ketergantungan nikotin .
            Kata “ketergantungan” mungkin terdengar mengerikan di telinga anda, tetapi secara tidak sadar rutinitas merokok anda perlahan-lahan berubah menjadi ketergantungan terhadap nikotin . Ketergantungan nikotin merupakan bentuk ketergantungan secara fisik dan psikologis terhadap nikotin . Itulah penyebab mengapa anda sulit stop merokok.
            Jika Anda pernah mencoba stop merokok sebelumnya, Anda mungkin merasa cepat marah dan gelisah jika tidak mempunyai sebatang rokok . Hal itu terjadi karena otak Anda telah terbiasa dengan efek nikotin .
            Semakin Anda tidak sering merokok, maka semakin tinggi kadar nikotin yang Anda butuhkan untuk mendapat sensasi perasaan tenang dan senang . Ketika dorongan untuk merokok sangat besar dan rokok tidak dihisap,maka muncul gejala-gejala ketergantungan nikotin sebagai berikut :
-                Pusing dan sakit kepala
-                Susah tidur / insomnia
-                Cepat lelah
-                Sulit konsentrasi
-                Gelisah dan mudah marah
-                Batuk-batuk dan nyeri tenggorokan
-                Sakit perut, kembung dan susah buang air besar
-                Detak jantung melemah .





PENUTUP

KESIMPULAN
            Stop merokok merupakan sebuah momentum yang harus dirayakan . Sebuah pencapaian besar dalam hidup anda . Tepat ketika anda mulai stop merokok, nikmatilah beberapa peningkatan dalam hidup anda seperti :
·               Anda dapat kembali merasakan enaknya makanan-makanan di sekitar anda .
·               Anda merasa lebih bersemangat dan berenergi untuk menjalani aktifitas anda .
·               Anda tidak tergantung lagi pada rokok.
·               Dan tentunya lebih berhemat .
Sekaranglah waktunya Anda untuk menikmati hidup sehat tanpa rokok bersama keluarga tercinta .


SARAN
          Anda pasti bisa memulai stop merokok dan bertahan untuk tidak merokok ! Dapatkan dukungan dan bantuan dari dokter dan orang-orang terdekat Anda . Segera temui dokter dan konsultasi secara rutin untuk membantu Anda stop merokok . Sekarang ada solusinya di dokter anda .
Berhenti Merokok
Berhenti Merokok - written by hdnetz , published at 09.02.00, categorized as Agama . And have 0 komentar
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Copyright ©2013 Knowledge for Life by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger
-->