Metode Keamanan Pada Komputer dan Handphone

by hdnetz , at 21.58.00 , have 0 komentar

Metode Keamanan Pada Komputer dan Handphone



Metode Keamanan Media Wireless LAN Pada Perangkat Komputer dan Handphone
            Jaringan Wireless memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wireless sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wireless pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.
Banyak hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan wardriving dengan menggunakan berbagai jenis aktivitas dan metode. Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain.
            Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut.

III.1 Wireless Security pada perangkat PC dan sejenisnya
           
            Dalam menangani kasus wireless security pada media pc, laptop, dan notebook dilakukanlah beberapa kegiatan dan aktivitas, yaitu :
 
1. Menyembunyikan SSID
Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi.

2. Keamanan Wireless dengan metode Wired Equivalent Privacy (WEP)
            WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless,  WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.
            Proses Shared Key Authentication:
  1. client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
  2. access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
  3. client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
  4. access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
Menurut Arief Hamdani Gunawan, Komunikasi Data via IEEE 802.11, Shared Key Authentication kelihatannya lebih aman dari dari pada Open System Authentication, namun pada kenyataannya tidak. Shared Key malah membuka pintu bagi penyusup atau cracker. Penting untuk dimengerti dua jalan yang digunakan oleh WEP. WEP bisa digunakan untuk memverifikasi identitas client selama proses shared key dari authentikasi, tapi juga bisa digunakan untuk men-dekripsi data yang dikirimkan oleh client melalui access point.
 WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
  • Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
  • WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
  • Masalah initialization vector (IV) WEP
  • Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
  • Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
  • Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
  • Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
 3. Keamanan wireless dengan metode WI-FI Protected Accsess (WPA)
Merupakan rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita miliki—dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul.
Berbagai macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat mengetahui kunci enkripsi yang digunakan.
Menyikapi kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (WiFI Protected Access). Teknik WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE 802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WPE, apakah benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan? Ada banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di mana teknik man- in-the-middle bisa digunakan untuk mengakali proses pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP.
Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu.
Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih besar kemampuan dan kapasitasnya.
Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.
Mekanisme enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama ketangguhannya dapat bertahan.
Bagi para pengguna teknologi wireless, pertanyaannya bukanlah dititikberatkan pada pemahaman bahwaWPAadalah lebih baik dari WEP, namun lebih kepada improvisasi tepat guna yang mampu menyelesaikan masalah keamanan wireless saat ini. Di kemudian hari, kita akan beranggapan pengguna adalah raja. Apa yang dibutuhkan para pengguna teknologi wireless adalah kemudahan menggunakan teknologi itu. Untuk dapat menggunakan "kelebihan" yang dimiliki WPA, pengguna harus memiliki hardware dan software yang kompatibel dengan standar tersebut. Dari sisi hardware, hal tersebut berarti wireless access points dan wireless NIC (Network Interface Card) yang digunakan harus mengenali standar WPA. Sayang, sebagian produsen hardware tidak akan mendukung WPA melalui firmware upgrade, sehingga pengguna seperti dipaksa membeli wireless hardware baru untuk menggunakan WPA.
Dari sisi software, belum ada sistem operasi Windows yang mendukung WPA secara default. Komputer yang menggunakan system operasi Windows dengan hardware kompatibel dengan standar WPA dapat mengimplementasikannya setelah menginstal WPA client. WPA client baru dapat bekerja pada sistem operasi Windows Server 2003 dan Windows XP. Bagi para pengguna sistem operasi lainnya belum ditemukan informasi mengenai kemungkinan mengimplementasikan WPA.
Melakukan migrasi hardware dan implementasi WPA dapat dibayangkan sebagai sebuah pekerjaan yang sangat besar. Untungnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dilakukan pada saat yang bersamaan. Wireless Access Points dapat mendukung WPA dan WEP secara bersamaan. Hal ini memungkinkan migrasi perlahan ke implementasi WPA.
Pada jaringan wireless yang membutuhkan tingkat sekuriti tingkat tinggi, variasi sistem tambahan proprietari dibuat untuk menjadi standar transmisi WiFi. Pada perkembangannya, beberapa produsen WiFi telah mengembangkan teknologi enkripsi untuk mengakomodasi kebutuhan pengamanan jaringan wireless.
4. MAC Filtering
Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
5. Captive Portal
Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang memungkinkan semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal :
  • user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP).
  • block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel.
  • redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
  • setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian 4 diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya. Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekuensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya. Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi. Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhati-hati melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.

Baca Juga : Mahkraj

III.2 Wireless Security pada perangkat Handphone
Terdapat dua model pengamanan untuk wireles yaitu dari titik ke titik dan dari ujung ke ujung. Dalam aplikasi Web banyak lengan dalam perjalanan data yang diperlukan untuk komunikasi peralatan bergerak (mobile device) dalam mengadakan transaksi. Pengamanan dari titik ke titik berarti komunikasi diamankan pada masing masing-masing lengan dan berpindah dengan teknologi keamanan yang sesuai untuk setiap bagian komunikasi.
Dengan menyatukan potongan potongan kerja teknik pengaman dapat menutup seluruh perjalanan dari peralatan bergerak sampai dengan aplikasi dan sekembalinya. Sayangnya pada setiap titik dimana satu type sitem keamanan mulai dihentikan dan tipe yang lain dimulai hal ini secara teoritis memungkinkan mendapat serangan. Pengamanan dari ujung ke ujung berarti bahwa hanya ada satu teknologi pengamanan yang bekerja pada seluruh jalur dari ujung peralatan sampai dengan sampai dengan aplikasi dari berbagai jaringan yang dipergunakan berkomunikasi..
dalam keamanan seperti ini pengamanan titik ke titik tetap dipergunakan hanya sebagai cadangan untuk bertahan.
Dengan keamanan dari ujung ke ujung aplikasi wireless akan lebih aman sebagai apalikasi berbasis Web. Sayangnya hal ini tidak akan menyelesaikan tanpa adanya pembatasan dalam aplikasi wireless, peralatan dan browser yang dipergunakan. Sebagaimana teknologi Secure Sockets Layer (SSL) dan Public Key Infrasstrukture (PKI) dalam Web pengamanan dari ujung ke ujung berarti informasi dienkripsi sebelum meninggalkan peralatan bergerak dan tetap terenkripsi sebelum mencapai server dalam suatu jaringan yang aman.. Tidak seperti dalam web
disana terdapat berbagai teknologi PKI yang berbeda, masing masing hanya mendukung peralatan bergerak, browser dan aplikasi tertentu.
Adapun metode yang di gunakan dalam menjaga keamanan wireless pada media handphone adalah :          
  • Wireless Transport Layer Security
            WTLS adalah sebanding dengan Secure Sockets Layer (SSL) untuk Wireless Aplication Protocol (WAP), dan disana menyediakan enkripsi antara browser wireless dengan gateway WAP. Kebanyakan standar WTLS (WTLS Class 1) adalah didesain untuk bekerja bersama SSL sehingga WTLS dapat bekerja pada sisi jaringan wireles dengan gateway WAP dan SSL bekerja disisi internet. WTLS dan SSL bersama sama memastikan bahwa informasi dalam keadaan terenkripsi dari titik ke semua titik pada jalan dari browser wireless ke Web server.


Cara Kerja WTLS :
            WTLS adalah bagian dari spesifikasi desain WAP untuk memastikan privasi, kebenaran dan itegritas dalam komunikasi. Lalulintas komunikasi diudara mungkin juga terenkripsi tergantung pada jaringan wireless dan teknologi yang menghubungkannya, sebagaimana WTLS, akan tetapi hal ini tidak menyediakan enkripsi yang benar- benar dari ujung ke ujung.
Tiga komponen utama dalam WTLS adalah :
(1) protokol Handshaking yang menyedikan pertukaran kunci
(2) struktur perekaman untuk informasi terenkripsi
(3) Wireless Identity Module (WIM).
Protokol handshaking digunakan ketika clien dan server menginisialisasi sesi. Selama proses handshaking cliend mendukung metoda crytographic dan pertukaran kunci dan server memilih metoda yang telah ditentukan. Setelah autentifikasi masing masing, client dan server memilih versi protocol dan chiper. WTLS membawa bentuk strd SSL dan mendukung RC5, DES, 3DES, dan IDEA chipher, akan tetapi DES dan 3DES yang banyak digunakan. WTLS juga menyediakan pertukaran kunci yang berbasis tanpa nama kedalam server public key. Ketika autentifikasi tanpa nama clien mengekrip kunci rahasia menggunakan server public key dan mengirimkan Client Key Exchange message . Struktur perekaman dalam WTLS menyediakan mekanisme untuk privasi data dan pengecekan integritas data.
a. Kelas – kelas WTLS
            WTLS terdiri dari tiga kelas, yaitu:
  • WTLS kelas I, yang hanya menyediakan enkripsi antara wireless browser dengan wireless web.
  • WTLS kelas II, Sepenuhnya sama dengan SSL didalam internet sebab dia memberikan enkripsi seperti SSL langsung antara browser wireless dengan web server.
  • WTLS kelas III, menyediakan framework untuk PKI security.
b. Celah dari WAP
            Peralatan bergerak yang menggunakan WAP tidak berhubungan cecara langsung dengan web server atau aplikasinya kemungkinan ya atau tidak mendukubg protokol HTTP atau SSL Kenyataannya gateway WAP sebagaimana proxzy server untuk peratalan bergerak. Sebuah geteway menterjemahkan komunikasi dari satu bentuk ke bentuk ke yang lain. Dalam kasus ini gateway WAP menterjemahkan komunikasi dari protokol WAP ke protokal HTTP melalui internet. Ketika gateway meneruskan permintaan ke webserver untuk kepentingan peralatan bergerak dia menggunakan protokol WAP untuk berkomunikasi dengan peralatan dan HTTP untuk berkomunikasi dengan WEB server. Seperti Web browser gateway WAP mendukung SSL yang merupakan metode standard untuk meng-enkripsi komunikasi HTTP. SSL umumnya digunakan antara Web browser dan web server. Komunikasi antara peralatan bergerak dan gerbang WAP diamankan dengan WTLS dan komunikasi antara gateway WAP dan Web server diamankan dengan SSL. Gerbang  WAP men-decrypt komunikasi dengan WTLS dan kemudian meng-encryp kekembali dengan SSL. Hal ini berarti disisi gateway WAP informasi tidak ter-enkripsi pada titik ini. Hal ini secara teoritis memungkinkan kesalahan dalam wab gateway dan membuka komunikasi HTTP yang tidak terenkripsi daripada menggunakan SSL. Celah dalam WAP seperti dalam gambar berikut ini yang merupakan titik ideal untuk man in the midle attack.

Baca Juga :  Wirausaha

c. Tujuh Lapis Pengamanan dari titik ke titik
  • Embedded Security Technology
Lapisan pertama yang dijaga dalam system computer asalah selalu diujung terminal. Akses phisik pada peralatan harus selalu dikontrol. Jika peralatan ini adalah  sebuah pesawat telephone, kerapkali mempunyai kode pengunci atau password yang mencegah dari pemakaian tanpa memasukkan kode. PDA sebagimana peralatan Palm OS mempunyai pasword dan pengunci untuk mencegah pemakaian yang tidak berhak jika pelatan tersebut hilang atau tercuri. Komputer notebook mempunyai kemampuan yang sama dalam BIOS atau tersedia dalam operating system. Ini akan efektif apabila kemampuan ini Webmaster wireless harus bebas mengatur kebijaksanaan keamanan dan menentukan strd configurasi untuk peralatan yang dipergunakan dalam jaringan dan server. Tidak seperti desktop workstatiom, kita berharap bahwa peralatan bergerak tidak dapat dielakkan dari hilang atau tercuri. Pedoman mencakup apa dan bagaimana untuk berkomunikasi dan mengamankan informasi yang rahasia ketika semua yang lainnya keliru. Kebijaksanaan pengamanan pada barisan terkhir untuk bertahan adalah pemakai harus harus mengatakan apa yang akan disimpan dalam peralatan bergerak sebagaimana PDA. Pemakai harus dianjurkan untuk memperlakukan peralatan komunikasi wirelessnya sama dengan yangdiharapkannya sebagai percakapan yang pribadi dengan sesama pekerja didalam area umum.

  • Mobile Operator Network Security
            Keamanan WTLS diperluas sepanjang melekat dengan keamanan hubungan udara (air-connect security) melalui berbagai operator jaringan bergerak sampai dengan tepi internet pada WAP gateway. Sepintas lalu setelah meninggalkan WAP Gateway sudah tidak diamankankan oleh teknologi WTLS atau keamanan internal jaringan operator. Sama dengan ketika pemakai memasuki area dimana dia tidak mendapatkan pelayanan yang sama atau mungkin menggunakan teknologi keamanan hubungan udara (air-connect security) yang lebih rendah sebagaiman dalam system analog AMPS. Teknologi keamanan yang diterapkan pada antarmuka udara seperti pada CDMA adalah didesain guna mengamankan jaringan dan dan pelanngan dari kesalahan penggunaan seperti tercurinomor telephone atau penggunaan jaringan oleh orang orang yang tidak berhak. Keamanan dari interface udara itu sendiri dan jaringan operator bergerak meningkatkan keamanan dari pelayanan data wireless seperti WAP briwsing, tetapi juga didesain utuk mengamankan komunikasi data
  • Secure Mobile operator Gateways
Celah dalam WAP dan potensi untuk Man-in-the Middle Attack berarti bahwa keamanan dari operator bergerak WAP gateway adalah kritis. Didalam WAP gateway informasi dienkripsi melalui WTLS class 1 dilaksanakan deenkripsi kemudian dienkripsi kembali menggunakan SSL. Informasi mudah diserang pada titik ini. Sebagai webmaster kita tidak dapat mengatur operator WAP gateway dan tidak ada jalan untuk mengetahui mesin-mesin yang digunakan untuk membuat kompromi. Untuk suatu orbanisasi memungkinkan untuk membeli jaringan pelayanan sehingga memungkinkan meminta deskripsi dari keamanan jaringan yang biasanya disediakan oleh penyedia layanan internet. Hanya ada satu cara supaya tidak tergantung pada hal ini adalah dengan menerapkan keamanan dari ujung ke ujung SSL atau PKI.
  • Authentication
Membuka aplikasi adan informasi pada web berari berarti harus menyediakan lebih dari sari baris pengamanan terhadap akses oleh yang tidak berhak dan kejahatan hacker. Strategi yang sederhana adalah mendukung satu str authentication seperti pada Remote Authentication Dial-In Use Service (Radius) atau Lightweight Directory Acces Protocol (LDAP) yang berbasis pada user-ID/ pasword. Teknologi seperti pada Secure ID dapat mudah ditambahkan pada aplikasi wireless akan tetapi tidak mudah untuk pemakai hal ini berkaitan dengan terbatasnya kecepatan memasukkan informasi kedalam telephone bergerak atau dalam wireless PDA.

  • Data Center and Network Security
Jika kita menggunakan sebuah WASP kita harus memastikan bahwa fasilitas pusat data WASP adalaha aman. Hal ini berarti pengaman phisik, kebijaksanaan keamanan, prosedur dan metoda operasi dan tols untuk mendeteksi adanya upaya penyusupan. Jelasnya WASP harus tersedia arsitektur keamanan dan dalam prakteknya meliputi:
  1. Secure Data Center Design
  2. Customer Network Isolation
  3. Secure Router Configurations
  4. VPNs and Private Pipes
  5. Secure Methodology
  6. Security Management
  7. Security Auditing

1. Secure Data Center Design
Sebuah data center yang aman terdiri atas arsitektur jaringan phisik yang memisahkan server dan pemakai informasi dari aksses melalui internet. Hal ini umumnya menggunakan dua firewall yang mana server yang diakses dari internet dipisahkan dari mesin yang lain dan akses ke mesin dibatasi dengan firewal yang kedua hanya untuk alamat jaringan dan aplikasi tertentu.


2. Customer Network Isolation
Mengisolasi pemakai jaringan berarti bahwa firewall dikonfigurasi untuk memisahka tmasing masing data dan custumer server. Mal ini mengurangi penerimaan informasi yang tidak aman jika ada yang tidak terenkrisi dari berbagai alasan dari penyedia jasa layanan jaringan.
3. Secure Router Configurations
Sebagaiman penyedia jasa lanyanan lainnya, harus mempunyai router jaringan WASP dan konfigurasi alat yang aman. Hal ini berarti bahwa peralatan dikonfigurasi dengan benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jalan yang terbaik untuk memastikan bahwa configurasi router jaringan WASP aman adalah melalui ausdit yang terpisah.
4. Virtual Private Network (VPN)
Agar jaringan-jaringan pribadi yang terdistribusi dapat saling berkomunikasi secara aman melalui jaringan umum seperti internet, dibutuhkan pengamanan data terhadap pencurian. Sebuah sistem VPN mengatasi masalah ini dengan menciptakan suatu Jaringan Pribadi Virtual (Virtual Private Network) sehingga remote user (pengguna jarak jauh) yang menjadi anggota jaringan pribadi virtual tersebut dapat berkomunikasi secara bebas dan aman melalui jaringan umum. Sebuah VPN, biasanya menggunakan internet sebagai tulang punggung transportasi data untuk membuat jalur yang aman dengan partner bisnis, mengembangkan komunikasi dengan kantor cabang regional dan di daerah terisolasi. VPN dapat menurunkan biaya komunikasi dan meningkatkan mobilitas tenaga kerja karena akses internet biasanya lokal dan jauh lebih murah dibandingkan dengan sebuah server khusus untuk remote akses (dedicated remote access server). Ketersediaan sebuah teknologi Virtual Private Network atau koneksi jaringan pribadi menjadi pertimbangan yang penting. Sebuah VPN kenyataannya menyerupai penghantar melalui internet. Informasi yang melalui penghantar ini dalam keadaan terenkripsi, tetapi enkripsi ini adalah transparan untuk aplikasi pada ujung koneksi yang alin. VPN memberikan informasi melalui internet dengan tanpa resiko adalah suatu kompromi. Metoda yang lain memberikan koneksi jaringan pribadi antara pusat data WASP dengan pemakai jaringan, akan tetapi pendekatan ini lebih memerlukan biaya dibandingkan dengan VPN, akan tetapi secara teori lebih amanselama disanya membypass internet secara total.
5. Secure Methodology
Penerapan metodologi keamanan dan remote aplidinistration protocol seperti SSH sangat baik untuk memastikan disana tidak terdapat bagian yang terbuka untuk keamanan informasi atau system pada setiap titik, selama system baru diterapkan. Metodologi keamanan meliputi prosedur administrasi dan tools sehingga hanya orang orang yang berhak yang menjalakan tugas tugas administrasi. Metodologi yang aman melindungi kecelakaan terbukanya atau aktifitas penyusupan dalam jaringan WASP.
6. Security Management
Desain dan penerapan sebuah sitem yang aman tidak hanya berarti bahwa akan selalu aman. Kerusakan keamanan dalam aplikasi perangkat lunak dan komputer atau sistem operasi router jaringan harus diawasi dan diperbaiki setiap waktu. Pengawasan dan memperbaiki keamanan secara tambal sulam akan memperbaiki dari kemudahan terkena serangan.
7. Security Auditing
Kita dapat menegosiasikan audit yang terpisah sebagai bagian yang terpisah dari WASP. Sebuah WASp tidak akan memberikan kta akses langsung kedalam jaringannya, Firewall atau router, oleh karena itu harus dicantumkan dalam perjajian kontrakuntuk suati audit yang terpisah.

  • Secure Application Interfaces
Aplikasi wireless dan server pada umumnya berhubungan dengan sumber data dan aplikasi seperti database dan aplikasi sejenisnya. Pada umumnya Three-tier Architecture (Web browser, Web Server plus middleware dan aplikasi pendukung) sebuah web server adalah terbuat di internet sedikit aplikasi pendukung disimpan didaerah yang aman dari jaringan. Komunikasi dengan sistem pendukung mungkin diimplementasikan dengan menggunakan protokol yang aman dan jika memungkinkan menggunakan jaringan pribadi. Jika menggunakan ASP maka VPN
atau jaringan pribadi harus dikonfigurasi, tetapi hal ini tidak menyediakan keamanan dari webserner sampai peralatam bergerak akan tetapi hanya sampai penyedia layanan jaringan. Cara yang terbaik untuk menangani keamanan komunikasi antar aplikasi adalah dengan jalan server berkomunikasi dengan menggunakan protokol yang aman seperti SSL.
Problem Dalam Pengamanan Model Titik Ke Titik
Secara teori permasalahan keamanan dalam arsitektur dari titik ke titik tidak akan pernah terpecahkan. Solusinya adalah pengamanan dari ujung ke ujung. Jadi dalam pengamanan di ujung ke ujung harus disediakan layer tambahan untuk pengamanan seperti penghantar untuk komunikasi yang aman melalui sebuah PKI.
Keunggulan dari pengamanan point to point adalah mempunyai fleksibilitas yang lengkap yang mengacu pada peralatan dan lokasi dari user seperti ketika dia dalam bepergian, dan diasumsikan bahwa perangkat lunak mobile aplication dipergunakan secara global.
a. Sniffing dan Spoofing
Sniffing adalah proses pengumpulan informasi kasar dari suatu jaringan dan menyaringnya sesuai dengan informasi yang diperlukan pemakai, mesin atau aplikasi. Spoofing mengarah kepada meniru suatu node dalam jaringan bertujuan mengalihkan pemakai untuk meniru suatu aplikasi dan menipunya untuk mengetahui password atau nomor credit card. Sebagai hukum dari komunikasi yag tidak dienkripsi dapat diamati dan dapat dipalsukan tanpa terdeteksi. Pengamanan dengan PKI membatasi kemungkinan untuk ini.
b. Session Management and URL Rewriting
Didalam web cookies digunakan untuk perawatan antara web browser dan web server. Didalam wireless web tidak semua browser mendukung cookies. Ketidakberadaan PKI mengurangi metode keamanan dari keberadaan perawatan seperti didalam penulisan URL, harus selalu dipergunakan. Didalam penulisan URL server dapat menentukan permintaan dari pemakai yang spesifik. Metode ini membuka resiko keamanan, sehingga URL dapat disadap dan dipergunakan oleh hacker untuk membypass authentication sebelum mengakses aplikasi.
c. Man-in-the Middle Attack
Man-in-the Middle adalah seseorang yang menangkap komunikasi yang melalui sebuah titik yang tidak ter-enkripsi (seperti sebuah WAP gateway), dan selanjutnya menggantikan komunikasi yang sebenarnya dengan sebuah komunikasi yang salah yang dibuat kelihatannya ligis. Ketika penerima dari pesan yang salah dia percaya bahwa dia berhubungan dengan orang yang seharusnya berhubungan
d. Tidak Ada Solusi Yang Lengkap
Selama model keamanan point to point mmungkinkan, hal ini merupakan cacat dasar dan membutuhkan pendekatan yang terbatas. Ketika data tidak dienkripsi akan mudah diserang dan dari titik standpoint security ini akan lebih jelas kesalahan untuk diasumsikan bahwa kecelakaan dalam pengiriman data melalui internet, hal ini jelas sebab pendekatan konfigurasi gateway WAP atau WASP data center adalah aman. WTLS mungkin aman, tetapi sebuah pertanyaan yang tidak relevan jika penyediaan keamanan dihentikan pada gateway WAP. Masing-masing sambungan antara rangkaian kerja keamanan wireless adalah memungkinkan untuk itu. Salah satu kunci kemanan yang terbaik adalah bersikap bahwa banyak bagian yang memungkinkan mudah terkena serangan adalah tidak maudah diterima jika disana diabaikan.
Terbatasnya bandwith, capasitas pelatan dan kemapuan memproses Tidak adanya standard global untuk browser dan peralatan Sebelumnya pemakaian pengamanan PKI pada WEB berkonsentrasi pada industri dan difokuskan hanya pada aplikasi yang berhubungan dengan data yang sensitif dibandingkan dengan penggunaan manapun. Dalam wireless Web tadak ada perbedaan dan web master perlu menentukan jika disana kembali ke ongkos investasi dan biaya tambahan dalam mengimplementasikan sebuah PKI.
a. Penerapan PKI
Peralatan yang menukung teknologi keamanan PKI belum dipakai secara luas. Setiap penerapan PKI hanya untuk organisasi tertentu atau aplikasi yang memerlukan pengamanan. Sebagai alasan bahwa PKI adalah bukan produk yang tersendiri. Untuk menerapkan PKI kita harus memilih tehnologi Wireles dan vendornya. Teknologi dan vendor harus dipilih berdasarkan aplikasi dan pada browser wireles serta peralatan yang akan diterapkan.
Integrasi PKI disisi server
Kebanyakan vendor wireless PKI menyediakan Software Development Kit (SDK) yang memberikan teknologi untuk digabungkan dengan aplikasi wireles dan beberapa aplikasi berbasis wireless serta WASP selalu mendukung salah datu dari PKI yang baik.


Peralatan Disisi Clien
Tehnologi PKI harus mendukung aplikasi clien seperti wireless browser dan aplikasi server. Penerapan PKI untuk wireless Web berarti distrkan pada wireless browser tertentu dan pada peralatan yang didukungnya mendukung browser yang dipilih. Beberapa tersedia wireless browser yang mendukung teknologi PKI, akantetapi untuk dirinya sendiri bukan merupakan pemecahan yang lengkap sebab server harus mendukung teknologi yang sama seperti pada browser dan PKI harus diterapkan apabila diminta untuk digunakan. Sudah menjadi hukumnya bahwa peralatan yang sudah ada tidak dapat diupgrade untuk teknologi keamanan PKI yang lebih baru yang diterapkan pada paralatan yang lebih baru.
Pemilihan Sertifikat otoritas.
Penerapan PKI untuk Web maupun Wireless Web tergantung pada Penerapan sertifikat otoritas (CA). Ketika clien dibuatkan serifikat, algoritma yang digunakan oleh pembuat root sertifikat dan tangan digital dari sertifikat clien. Root sertifikat merupakan dasar untuk kepercayaan antara server dan clien dan saling berbagi sertifikat dengan sesama root. Setiao organisasi yang menggunakan PKI harus harus menentukan apakah CA dipergunakan.
Certificate management Framework
Vendor teknologi PKI menyediakan tools untuk membuat, mengatur dan menyebarkan sertifikat. Pengaturan sertifikat adalah proses pemilihan atau mendapatkan sertifikat kewenangan untuk membuat dan mengamankan penyebaran sertifikat dan menjaganya dari suatu sebab misalkan rusak atau hilang, dan mengatur masa berlakunya serta memperbaharuinya. Jika sertifikat sudah kadaluawarsa harus segera dikirimkan guna mengganti sertifikat yang disebarkan dalam peralatan
bergerak.
Certificate Deployment
Penyebaran PKI melibatkan integrasi disisi server, peralatan bergerak atau pemilihan browser, pembuatan sertifikat dan penyebaran sertifikat disisi client . Dengan PKI memerlukan pemakai, IT administrator, atau keduanya untuk mengistall dan memperbaharui sertifikat sisi clien. Proses penyebaran sertifikat dapat merupakan problem untuk peralatan yang bergerak sebab pada umumnya berada ditangan pemakai yang tersebar . Penyebaran sertifikat harus aman, karena sertifikat yang tertangkap pihak lain dapat digunakan untuk melakukan penyusupan.
b. Keterbatasan Teknologi PKI dalam praktek
Yang menjadi keterbatasan dalam menerapkan PKI adalah keterbatasan standard yang tidak memungkinkan teknologi ini diterapkan disisi server dan dan mengakomodasikan semua peralatan yang sudah dimiliki oleh pemakai untuk membebaskan prmakai memilih perangkatnya. Dalam prakteknya disamping keterbatasan standard juga terdapat keterbatasan geografis cakupannya. Sebagai contoh PKI hanya dapat diterapkan pada browser c-HTML pada platform PDA wireless di Amerika Utara tidak dapat digunakan di Eropa karena menggunakan keamanan WAP standard. Sedangkan di jepang tidak menggunakan WAP. Guna menghindarkan penggantian standard wireless telepon mendekatannya adalah menerapkan PKI dan menghubungkan PDA khususnya ketikadiinginkan mengurangi kebutuhan akan komputer notebook guna mengurangi biaya adalah alasan mengapa menggunakan PDA dan akses wireless.

Baca Juga : Tips Mengatasi masalah melalui Registry
Metode Keamanan Pada Komputer dan Handphone
Metode Keamanan Pada Komputer dan Handphone - written by hdnetz , published at 21.58.00, categorized as Teknologi Informasi . And have 0 komentar
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Copyright ©2013 Knowledge for Life by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger
-->